Jakarta (ANTARA) - Tim Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menemukan tiga mikroba bermanfaat untuk pertanian.

"Tiga mikroba bermanfaat ini ditemukan dalam eksplorasi di Taman Nasional Gunung Cermai," kata Ketua Departemen Proteksi Tanaman IPB Dr Suryo Wiyono di Jakarta, Senin.

Suryo mengatakan eksplorasi gabungan bersama Pengelola Ekosistem Hutan (PEH) dari Taman Nasional Gunung Cermai (TNGC), penelitian ini intensif dilakukan selama dua tahun yakni 2017 dan 2018.

Ketiga mikroba baik atau bermanfaat itu yakni cendawan patogen wereng dan kutu-kutuan bernama Hirsutella, bakteri pemicu pertumbuhan atau PGPR dan bakteri kandidat anti frost (embun beku).

Menurut Suryo, ketiga mikroba bermanfaat ini merupakan hasil seleksi dari sejumlah mikroba atau bakteri yang ditemukan selama eksplorasi di TNGC.

"Total ada 47 jenis bakteri, delapan cendawan dan empat bakteri calon anti frost. Setelah kita bawa pulang diseleksi, kita temukan tiga mikroba ini," kata Suryo.

Rangkaian eksplorasi tersebut masih terus berlanjut, setelah diseleksi dilakukan uji laboratorium, lalu pengujian lapangan terkait efisiensi dan efektivitas dari pemanfaatan mikroba untuk mendukung pertanian.

"Tahun ini kita mulai diseminasi hasil penelitian tiga mikroba bermanfaat itu di sejumlah desa-desa penyangga Taman Nasional Gunung Cermai," kata Suryo.

Suryo menjelaskan latar belakang eksplorasi ini adalah kerja sama Proteksi Tanaman IPB dengan Dirjen KSDAE dalam rangka mengembangkan jasa ekosistem bagi pertanian di sekitarnya.

Upaya ini dilakukan untuk mengubah paradigma di masyarakat tentang fungsi dan keberadaan Taman Nasional yang harus dijaga dan dilindungi adalah untuk memberikan manfaat kepada masyarakat.

"KSDAE ingin antara Taman Nasional dan lingkungan sekitarnya memberikan manfaat, sehingga masyarakat ikut menjaga dan melindunginya," kata Suryo.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019