Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Penasehat DPP Partai Gerindra Muhammad Syafi'i mengaku belum mengetahui konten yang akan dibicarakan terkait wacana rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo Subianto walau pertemuan kedua tokoh itu bisa terjadi.
"Konten pertemuan itu seperti apa, saya kira itu masih menjadi sebuah tanda tanya," katanya di kompleks parlemen di Senayan, Senin.
Baca juga: Petinggi Gerindra sebut akan tetap menjadi oposisi
Menurut dia, beberapa pihak ada yang memprediksi, rekonsiliasi itu akan menawarkan jatah kursi di kabinet.
Namun, Anggota Komisi III DPR RI itu meyakini bahwa partainya akan tetap menjadi oposisi bukan bagian dari koalisi untuk mendukung demokrasi yang sehat.
"Saya meyakini Gerindra akan tetap pada posisi sebagai oposisi," katanya.
Meski akan menjadi oposisi, Syafi'i menjelaskan bukan berarti partainya akan menjadi "musuh" namun bisa mendukung kebijakan pemerintah yang benar untuk rakyat sesuai aturan.
Baca juga: Akademisi: Gerindra-PKS akan mengambil sikap jadi oposan
Dengan begitu, proses demokrasi, lanjut dia, bisa berjalan sesuai dengan prinsip "check and balance".
Sementara itu, terkait beberapa partai politik yang sebelumnya bergabung dalam koalisi di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kemudian ingin merapat ke kubu Jokowi-Ma'ruf, Syafi'i mengatakan itu merupakan hak partai.
Sebelumnya, setelah MK memutuskan menolak gugatan Prabowo-Sandiaga Uno dalam sengketa Pilpres, partai politik di BPN kemudian dibubarkan dan tidak ada lagi tugas partai dalam kampanye.
"Ketika masing-masing (parpol) sudah memutuskan menjadi oposisi pasti bisa bertemu sebagai gabungan partai oposisi, tapi pada prinsipnya kami beroposisi sendiri," katanya.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019