Jakarta (ANTARA News) - Pengajuan paten seputar tempe oleh sejumlah pihak di luar negeri tak perlu ditanggapi dengan penuh kehebohan, karena paten tempe yang diklaim itu bukan dalam soal proses pembuatan tempe seperti yang dikenal di dalam negeri. "Jadi bukan paten tentang proses pembuatan tempe seperti cara kita membuatnya. Soal itu seluruh dunia sudah tahu tempe itu khas Indonesia, tidak bisa diklaim oleh negara lain," kata Kepala Puslit Kimia LIPI, Broto Kardono, di Jakarta, Kamis. Tempe yang dipatenkan di berbagai negara lain itu, lanjut dia, memiliki kandungan kimia dan senyawa berbeda dengan yang aslinya, sehingga tempe paten tersebut memiliki keunggulan tertentu. Sejak 1986, ujarnya, sudah ada hasil riset tempe anti kolesterol yang dipatenkan di AS, sedangkan di Jepang misalnya ada tempe dengan senyawa antioksidan yang juga sudah dipatenkan. Menurut dia, masyarakat Indonesia salah paham soal paten-paten tempe di luar negeri. Tempe tradisional, lanjut dia, tentu tak akan dipatenkan karena tempe ini merupakan makanan rakyat turun-temurun yang sudah tidak jelas lagi siapa yang pertama kali membuatnya. Selain itu, dengan adanya paten, rakyat tidak bisa dengan bebas memproduksinya, karena itu paten tempe di dalam negeri tidak diperlukan. Ia memperkirakan sudah lebih dari 20 paten yang dikeluarkan di luar negeri soal tempe, tetapi di Indonesia sendiri paten seputar tempe sangat sedikit, karena riset soal tempe juga minim. Ia mencontohkan, tim dari LIPI yang pada 2007 sudah mematenkan soal Tempe Olahan dalam Kaleng dan berkaitan dengan teknologi pengawetan makanan. Ia sendiri, bersama beberapa rekan lain dari LIPI juga telah mematenkan Bioproses Produksi Minyak Kelapa Menggunakan Ragi Tempe pada 2007. Di sini ragi tempe digunakan sebagai perombak santan kelapa yang aman dan mudah digunakan, sehingga proses pembuatan minyak kelapa tidak lagi menggunakan bahan kimia dan panas yang tinggi melainkan dengan fermentasi. Jadi paten tempe di luar negeri bukan pematenan tempe tradisional, tetapi hasil riset "advance"-nya seputar tempe, ujar Pakar Kimia itu. (*)
Copyright © ANTARA 2008