Cuaca esktrem, BPBD Sulteng minta masyarakat siaga

  • Senin, 1 Juli 2019 10:14 WIB
Cuaca esktrem, BPBD Sulteng minta masyarakat siaga
Warga menggunakan rakit penyeberangan saat melintasi banjir luapan Sungai Pohara di Desa Andadowi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/6/2019). Sungai Pohara meluap pada Senin (10/6/2019) sekitar pukul 11.30 WITA, akibat banjir bandang kiriman dari Sungai Konaweha dan menyebabkan akses jalan Trans Sulawesi yang menghubungan Sulawesi Tenggara-Sulawesi Tengah terhambat sementara antrean kendaran sepeda motor dan mobil mencapai 5 kilometer. ANTARA FOTO/Jojon/foc. (ANTARA FOTO/JOJON)
Ada banyak titik longsor dan banjir di Sulteng, termasuk di daerah tetangga Palu yakni Kabupaten Sigi yang terjadi pada pekan lalu sehingga mengakibatkan sejumlah desa terendam banjir

Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meminta masyarakat di sejumlah wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah yang selama ini rawan bencana alam banjir dan tanah longsor untuk tetap siaga karena cuaca ekstrem masih melanda daerah itu dalam beberapa hari terakhir ini dan ke depan.

"Ada banyak titik longsor dan banjir di Sulteng, termasuk di daerah tetangga Palu yakni Kabupaten Sigi yang terjadi pada pekan lalu sehingga mengakibatkan sejumlah desa terendam banjir," kata Kepala BPBD Sulteng, Bartholomeus Tandigala di Palu, Senin.

Dia mengatakan curah hujan di beberapa wilayah Sulteng hingga kini masih cukup tinggi dan banyak terjadi titik-titik longsor di beberapa ruas jalan.

Mengingat kondisi cuaca yang masih ekstrem dan beberapa wilayah Sulteng rawan bencana alam banjir dan longsor, kata dia, maka perlu mendapat perhatian masyarakat.

Pihak jajaran BPBD di seluruh kabupaten/kota di Sulteng sendiri, kata dia, tetap siaga mengantisipasi kemungkinan adanya bencana alam di daerah masing-masing yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem.

Ia menambahkan khusus Kabupaten Sigi sudah berkali-kali dilanda bencana alam banjir dan tanah longsor karena memang wilayahnya banyak terdapat aliran sungai dan akibat bencana alam gempa bumi yang terjadi pada 28 September 2018 telah menyebabkan struktur tanah banyak yang terbuka sehingga saat hujan deras terjadi longsor.

Hujan yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menyebabkan sejumlah desa di wilayah tersebut diterjang banjir seperti yang terjadi pada 28 Juni 2019 di mana ratusan rumah warga di Kecamatan Dolo Selatan terendam air dan lumpur.


Tidak hanya itu, sebuah jembatan penghubung di Desa Rogo Kecamatan Dolo Selatan ,Kabupaten Sigi juga teputus akibat hantaman banjir.

"Selain mengakibatkan jembatan terputus, banjir ini juga berdampak terhadap lahan pertanian warga yang mengalami kerusakan yang cukup parah," kata Ulun, salah seorang warga Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan.

Warga berharap kepada pemerintah agar segera mengambil langkah untuk membuat jalur alternatiif setelah putusnya jembatan penghubung Palu-Kulawi ini.

Sementara BPBD Kabupaten Sigi, menyebutkan ada enam desa di Kabupaten Sigi yang dilanda Banjir .yakni Desa Poi, Desa Rogo, Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Desa Bora Kecamatan Biromaru, Desa Pandere Kecamatan Gumbasa dan Desa Salua Kecamatan Kulawi.

Baca juga: Enam desa di Sigi diterjang banjir, jalan lintas provinsi putus


Baca juga: Pemerintah perlu bangun pusat studi bencana di Sulteng

Baca juga: BMKG: waspadai potensi banjir bandang di Sulteng

Pewarta: Anas Masa
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait