Palembang (ANTARA) - Pengembangan kawasan pertanian terpadu agropolitan di kawasan Pulokerto Kecamatan Gandus Kota Palembang masih terkendala pendanaan sehingga belum bisa terealisasi hingga saat ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, Dr Sayuti, Senin, mengatakan proposal pembangunan kawasan agropolitan tersebut belum disetujui Kementerian Pertanian.
"Proposalnya belum direspon Kementerian, jadi kami menunggu saja dengan berharap dapat segera disetujui dalam waktu dekat," ujar Dr Sayuti.
Menurutnya kawasan Agropolitan Pulokerto memiliki luas lahan 16 hektar dan membutuhkan estimasi biaya Rp3 Miliar sesuai desain yang terlampir dalam proposal, jika dana sudah cair maka pembangunannya tidak sampai satu tahun pengerjaan.
Kawasan Pulokerto Gandus sebelumnya direncanakan menjadi proyek percontohan (pilot project) pembangunan pertanian terpadu berkonsep agropolitan karena wilayah tersebut memiliki ciri khas dari segi potensi demografi pertanian dan dihuni oleh mayoritas petani.
Selain itu lokasi Agropolitan Palembang tersebut dekat dengan lokasi Agrotechnopark Kabupaten Ogan Ilir serta dekat dengan industri pengolahan hasil pertanian. Rencananya juga akan dibangun jalan lingkar luar Kertapati Palembang - Talang Kelapa Banyuasin untuk kemudahan akses.
Agropolitan Pulokerto akan menjadi pusat pertanian, penelitian dan pengembangan di Kota Palembang termasuk di dalamnya peternakan serta perikanan yang memunculkan potensi agrobisnis dan ekowisata.
"Untuk sementara lahan tetap kami rawat dengan ditanami padi, ada enam hektare yang belum dibuka nanti akan kami manfaatkan seperti menanam buah-buahan," jelas Dr Sayuti.
Selain keterbatasan dana, pengembangan Agropolitan tersebut juga belum dilirik pihak swasta, padahal sudah disosialisasikan mengenai potensi dan keunggulannya. "Kami masih berharap pendanaan dari APBN dengan pendanaan langsung satu tahun," demikian Dr Sayuti.*
Baca juga: Program ketahanan pangan kawasan pesisir Tangerang-Banten diperkuat
Baca juga: WWF sebutkan tujuh kecamatan Kapuas-hulu jadi kawasan agropolitan
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019