Jambi (ANTARA) - Mahkamah Konstistusi (MK) telah memutuskan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) untuk calon presiden dan calon wakil presiden hasil pemilu April 2019 lalu.

Menanggapi hasil putusan MK yang menolak seluruhnya dalil gugatan yang disampaikan Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno dalam perkara PHPU tersebut, masyarakat Kota Jambi diminta untuk bersatu. Tidak ada lagi kubu 01 ataupun kubu 02, saat ini yang ada Indonesia bersatu.

Seluruh rakyat Indonesia tinggal menunggu proses dan tahapan berikutnya dari hasil yang telah ditetapkan dari pesta demokrasi terbesar di Indonesia itu. Termasuk juga warga di 34 provinsi di tanah air, termasuk di bumi "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah", Provinsi Jambi.

Walikota Jambi Syarif Fasha menyerukan kepada warga Jambi, khususnya masyarakat Kota Jambi untuk bersatu dan tidak ada lagi polarisasi pasca kepurusan MK terkait hasil Pemilu. Proses dan perjalan panjang pemilihan umum tahun 2019 telah dilalui, dan masing-masing pihak telah menuai hasil dari pesta demokrasi terbesar itu.

Menurut Fasha saat ini saatnya untuk bergandengan tangan, bersama-sama dan bersatu membangun Ibu Pertiwi.

"Proses panjang pesta demokrasi telah dilalui, keputusan politik telah di putuskan oleh MK, kepada seluruh masyarakat Kota Jambi yang tadinya terpecah dan terpolarisasi dalam Pemilu 2019, ada yang mendukung A dan ada yang mendukung B, ini saatnya kita bersatu kembali, kita hargai keputusan MK dan mengawalnya,” kata Wali Kota Jambi Syarif Fasha.

Meskipun sebagian dengan berat hati menerima keputusan MK tersebut, namun keputusan politik di lembaga konstitusional telah di tetapkan dan harus dihargai dan dijalankan secara bersama.

Dijalankan dalam arti tidak melakukan hal-hal yang reaksional, yang sifatnya dapat merugikan suatu kelompok. Fasha berharap hasil putusan MK tersebut merupakan yang terbaik bagi Bangsa Indonesia.

Selain itu, kepada calon presiden dan calon wakil presiden terpilih, Syarif Fasha berharap program-program pembangunan pemerintah pusat yang direncanakan dan yang dijanjikan dapat berlangsung dan berjalan dengan baik di Provinsi Jambi.

Meski bila dilihat dari perolehan suara Pemilu 2019 pasangan capres dan cawapres terpilih, Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin kalah dari pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno .

"Kita ketahui bahwa di Provinsi Jambi, baik di kota maupun kabupaten lainnya, peroleh suara presiden terpilih kalah, namun harapan kami janganlah lihat kekalahan tersebut, namun lanjutkanlah program bapak presiden yang ingin membangun Jambi, seperti membangun jalan tol, membangun Pelabuhan Ujung Jabung dan lain sebagainya," kata Syarif Fasha yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kota Jambi itu.

Selain itu, Syarif Fasha berharap akses lalu lintas di Pulau Sumatera juga dapat dibangun seperti di pulau-pulau lainnya seperti di Jawa dan Kalimantan. Akses-akses lalu lintas jalur darat antara provinsi dapat dibangun jalan tol.

Yang mana saat ini, bila bepergian melalui jalur darat antar provinsi di Palau Sumatera membutuhkan waktu yang cukup lama.

Fasha menyampaikan harapan warga Jambi ingin dari Provinsi Jambi menuju Palembang, ibukota Sumatera Selatan, yang sebelumnya membutuhkan waktu tujuh hingga delapan jam, ke depan dapat di tempuh selama dua sampai tiga jam melalui jalan tol.

Selain itu, ia juga berharap agar di Provinsi Jambi turut dibangun jalur rel kereta api yang akan menjadi masa depan angkutan massal, yang terkoneksi dengan jalur KA lintas Sumatera mulai dari Lampung hingga ke Sumatera Utara bahkan Aceh.

"Tak ada lagi istilah kalah atau menang, kini saatnya memulai yang baru, meneruskan program yang telah dirintis," kata Syarif Fasaha.

Sementara itu, pengamat politik Provinsi Jambi Mochammad Farisi mengatakan masyarakat harus menerima kenyataan yang ada.

Keputusan sudah ditetapkan dan tidak ada yang dapat mengubah keputusan tersebut. Sudah saatnya masyarakat bersatu membangun bangsa. Harus sampai kapan perselisihan tersebut berlangsung, sementara negara lain membangun peradaban bangsanya menjadi lebih baik.

"Siapa bisa mengalahkan takdir Tuhan? No One. Rencana Tuhan pasti lebih baik dan maha sempurna dari rencana manusia, semua ada hikmahnya bagi orang-orang yang beriman," kata Mochammad Farisi.

Seperti halnya kompetisi-kompetisi lainnya, dalam Pemilu pasti ada pasangan calon yang menang dan kalah, pasti ada suka dan duka. Tak hanya dalam pemilihan presiden dan wakil presiden, namun juga untuk pemilihan anggota legislatif dan untuk senator sebagai perwakilan daerah.

Tapi itulah realitas kehidupan yang mau tidak mau harus diterima dan dijalani oleh masing-masing kandidat. Slogan siap menang dan siap kalah mudah untuk diucapkan tapi butuh jiwa besar untuk mempraktekkannya, khususnya bagi pihak yang kalah.

Menurut Farisi ada dua tipe individu yang kalah, tipe pertama secara kesatria dan lapang dada menerima kekalahan dan mengucapkan selamat pada kandidat yang menang, segera melakukan evaluasi dan instropeksi untuk mengetahui mengapa dia kalah, mengambil pelajaran dan melakukan perbaikan dan siap move on lagi.

Kedua, tipe yang tidak mau menerima kenyataan dia kalah, sibuk menuding orang lain sebagai biang kekalahan dan tidak mau instropeksi diri.

Sulit dan tidak mudah menerima kekalahan apalagi sudah berjuang sekuat tenaga, berdasarkan hasil polling internal dan analisis tim sukses menyatakan bahwa kandidat yakin akan menang.

Tapi kandidat yang kalah harus segera bangkit, lakukan evaluasi, mungkin ada kesalahan dalam menggunakan strategi, salah mengkalkulasi dukungan, dan salah memahami masyarakat.

"Saya bisa merasakan minggu-minggu ini adalah malam kelabu dan terasa panjang serta sulit menutup mata bagi kandidat yang kalah, setelah bisa menata hati, emosi, kesedihan, kekecewaan, serta melakukan kajian, menurut saya hal yang harus segera dilakukan adalah menyampaikan pernyataan atas hasil yang ada, berterima kasih dan meminta maaf kepada para pendukung serta mengucapkan selamat," kata Mochammad Farisi.

Bagi pemenang Pemilu, perlu diingatkan bahwa menjadi presiden dan wakil presiden ataupun menjadi legislatif dan senator adalah alat bukan tujuan. Bila menjadi hasil itu, sebut saja terpilih jadi presiden adalah tujuan, maka kandidat terpilih telah mencapai garis finish.

Namun, sebaliknya menjadi presiden-wakil presiden dan meraih kursi legislatif dan senator merupakan start awal dari kiprah selama lima tahun ke depan untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.

Satu detik setelah capres terpilih dilantik menjadi presiden nanti, roda pemerintahan berada di pundak mereka, mereka harus berhenti berbicara (kampanye/pencitraan) jalankan tugas dan tanggung jawab sebaik-baiknya, sekuat tenaga, tidak mengeluh apalagi ada kata tidak siap.

Sebaliknya rakyat juga harus cerdas mengawasi serta menagih janji-janji politik yang disampaikan pada saat kampanye maupun pada saat debat publik.

"Pemilu 2019 telah selesai, Andalah pemenangnya. Segeralah merumuskan arah baru dari perjalanan panjang anda selama 5 tahun ke depan, kuatkan hati anda karena langit tidak selalu cerah dan ombak tidak selalu tenang,” kata Mochammad Farisi menambahkan.*


Baca juga: Riset kebencanaan perlu terus didorong presiden terpilih

Baca juga: Parpol eks BPN hadiri penetapan presiden-wakil presiden terpilih

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019