Jalan di depan terlihat rumit karena China menuntut perlakuan yang lebih setara, dan AS mendorong perlindungan kekayaan intelektual

Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik lebih dari satu dolar AS per barel di perdagangan Asia pada Senin pagi, setelah Arab Saudi, Rusia, Irak mendukung perpanjangan pemotongan pasokan untuk enam hingga sembilan bulan menjelang pertemuan OPEC minggu ini.

Minyak mentah berjangka Brent untuk penyerahan September menyentuh tertinggi intraday 66,14 dolar AS per barel dan naik 1,12 dolar AS atau 1,7 persen, menjadi diperdagangakan di 65,86 dolar AS per barel pada pukul 00.52 GMT (07.52 WIB).

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus naik 1,10 dolar AS atau 1,9 persen, menjadi diperdagangkan di 59,57 dolar AS per barel setelah sebelumnya mencapai puncak 60,10 dolar AS, tertinggi dalam lebih dari lima minggu.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya tampaknya akan memperpanjang pengurangan pasokan minyak, paling tidak sampai akhir 2019, karena para produsen utama pada Minggu (30/6/2019) mendukung kebijakan yang bertujuan menopang harga minyak mentah.

OPEC, Rusia dan produsen lainnya, aliansi yang dikenal sebagai OPEC+, bertemu pada 1-2 Juli untuk membahas pengurangan pasokan. Grup ini telah mengurangi produksi minyak sejak 2017 untuk mencegah penurunan harga di tengah melemahnya ekonomi global dan melonjaknya produksi AS.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Minggu (30/6/2019) bahwa dia telah setuju dengan Arab Saudi untuk memperpanjang pengurangan produksi 1,2 juta barel per hari (bph) selama enam hingga sembilan bulan.

Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan kesepakatan itu kemungkinan besar akan diperpanjang sembilan bulan dan tidak ada pengurangan yang lebih dalam diperlukan.

"Meskipun ini perlu diratifikasi oleh anggota yang tersisa dari kelompok OPEC+, ini tampaknya menjadi fait accompli," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Harga minyak telah berada di bawah tekanan baru dalam beberapa bulan terakhir dari meningkatnya pasokan AS dan ekonomi global yang melambat.

Produksi minyak mentah AS pada April naik ke rekor bulanan baru 12,16 juta barel per hari, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan bulanan pada Jumat (28/6/2019).

Pasar keuangan didukung oleh pencairan hubungan AS-China setelah para pemimpin dua ekonomi terbesar dunia itu sepakat pada Sabtu (29/6/2019) untuk memulai kembali pembicaraan perdagangan.

Namun, para analis tetap skeptis bahwa kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan segera.

"Sampai rincian lebih lanjut muncul, kami kembali ke titik awal," Alfonso Esparza, analis pasar senior di Oanda di Toronto, mengatakan dalam sebuah catatan.

"Jalan di depan terlihat rumit karena China menuntut perlakuan yang lebih setara, dan AS mendorong perlindungan kekayaan intelektual."

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019