Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Kamis pagi, naik tipis karena pelaku berspekulasi membeli mata uang lokal, setelah tiga hari lalu terpuruk. Nilai tukar rupiah menguat enam poin menjadi Rp9.254/9.260 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.260/9.269 per dolar AS. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Kamis, mengatakan para pelaku pasar berspekulasi membeli rupiah setelah beberapa hari lalu melepasnya, sehingga mata uang Indonesia merosot mendekati angka Rp9.300 per dolar AS. Namun spekulasi beli pelaku pasar relatif kecil mengakibatkan aktivitas pasar belum ramai dan hanya memicu rupiah tetap berada di atas level Rp9.250 per dolar AS, katanya. Kenaikan rupiah, menurut dia, kemungkinan Bank Indonesia (BI) masuk ke pasar untuk menahan tekanan negatif terhadap rupiah, karena BI diperkirakan tidak menyukai rupiah berada di level Rp9.300 per dolar AS. Apalagi sentimen positif terhadap rupiah saat ini makin menyusut, setelah bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunganya hingga di posisi 3 persen, katanya. Dikatakannya, pelaku pasar masih hati-hati untuk membeli rupiah dalam jumlah besar, karena dolar AS di pasar regional menguat terhadap yen, setelah keluarnya data penjualan ritel AS yang menguat. Namun kenaikan dolar AS di pasar regional diperkirakan hanya sesaat, karena pelaku pasar belum sepenuhnya percaya terhadap data ritel AS, katanya. Dolar AS terhadap yen naik menjadi 108,20 dari sebelumnya 107,79 dan terhadap euro menguat menjadi 1,4563 dari 1,4575 serta euro terhadap yen jadi 157,15 dari 157,80. Pada penutupan sore nanti, lanjut dia, peluang rupiah untuk menguat masih besar, karena minat beli terhadap rupiah makin membaik. Namun kondisi alam yang kurang mendukung mengakibatkan, pelaku kurang antusias turun ke pasar melakukan pembelian, ucapnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008