New York (ANTARA News) - Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya, Rabu, setelah data penjualan ritel AS secara tak terdiga lebih baik daripada perkiraan, sehingga menghilangkan kekhawatiran tentang resesi AS, kata para analis.Sekitar pukul 2200 GMT, euro berada pada 1,4573 dolar, turun dari 1,4578 dolar pada akhir Selasa di New York.Dolar diperdagangkan pada 108,30 yen, naik dari 107,20 yen pada Selasa. "Setelah data penjualan ritel AS lebih baik dari perkiraan, dolar mixed terhadap sebagian besar mata uang utama, kemudian rally menutup aksi jual kemarin," kata Andrew Busch, seorang analis BMO Capital Markets. Pemerintah AS mengatakan awal Rabu, penjualan ritel naik 0,3 persen pada Januari, karena aktivitas perbelanjaan tak terduga rebound, meski meski kekhawatiran pertumbuhan ekonomi meluas. Kenaikan bulanan tersebut kontradiksi dengan konsensus perkiraan para ekonom turun 0,3 persen setelah mencatat penurunan 0,4 persen pada Desember. Laporan positif yang mengejutkan tersebut menghilangkan kekhawatiran ekonomi terbesar di dunia itu sedang berada pada risiko resesi, dan membantu mendorong penguatan saham-saham di Wall Street. "Karena konsumsi berjalan, ekonomi juga jalan. Yang dikahawatirkan jika konsumsi perlahan turun," kata Joel Naroff, kepala ekonom di Naroff Economic Advisors. Sementara Paul Ashworth dari Capital Economics mengatakan kenaikan penjualan ritel tak terduga pada Januari menunjukkan sebuah "stagnasi" dalam ekonomi AS ketimbang resesi. Di sisi lain, euro juga terluka oleh berita bahwa pabrik-pabrik dan kilang minyak di 15 negara zona euro telah mengurangi produiksinya lebih besar dari perkiraan pada Desember, sebuah sinyal segar dari pelambatan pertumbuhan. Produksi industri pada Desermber di zona euro melemah 0,2 persen dari November dan naik 1,3 persen dari setahun lalu, menurut lembaga data Eurostat. Dalam perdagangan terakhir di New York, pound berada pada 1,9630 dolar, naik dari 1,9595 dolar pada Selasa. Dolar juga diperdagangkan pada 1,1081 franc Swiss, naik dari 1,1023 franc, demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008