Ndjamena (ANTARA News) - Uni Eropa memulai lagi pengerahan pasukan penjaga perdamaian ke Chad Selasa setelah menundanya pada saat serangan pemberontak di ibukota negara Afrika tengah itu. Pengerahan EUFOR, yang memiliki misi untuk melindungi pengungsi, warga sipil dan pekerja bantuan di Chad timur yang dilanda-konflik, dimulai lag meskipun ada peringatan dari pemberontak Chad bahwa mereka akan menganggapnya sebagai pasukan musuh. Pemberontak, yang menuduh Perancis membantu Presiden Chad Idriss Deby memukul mundur serangan mereka di ibukota Ndjamena bulan ini, mengatakan predominannya tentara Perancis dalam pasukan EU itu berarti negara itu tidak dapat netral dalam perang saudara di Chad. EUFOR mengatakan sebuah pesawat pengangkut militer tiba Selasa di kota Abeche di Chad timur, menandai dimulainya lagi secara efektif operasi pengerahan yang akan menyebar 3.700 tentara EU di Chad timur dan Republik Afrika Tengah. "Ini akan diikuti oleh penerbangan lagi dalam beberapa hari yang akan datang ke Abeche dan Ndjamena," pasukan EU mengatakan dalam satu pernyataan. Misi EU, yang memiliki mandat PBB untuk melindungi setengah juta lebih pengungsi dan warga sipil yang melarikan diri dari kekerasan yang merembes dari wilayah Darfur yang dicabik-perang, akan operasional pada akhir Maret, komandannya mengatakan. Pada awal Februari, komandan EU secara sementara telah menunda pengerahan pasukan penjaga perdamaian setelah pemberontak Chad yang berperang untuk menjatuhkan Deby menyerang ke dalam ibukota Ndjamena, yang memicu dua hari pertempuran sengit di jalan. Pemberontak sejak itu mundur dari ibukota. Sebelum pengerahan itu dimulai kembali, aliansi kelompok pemberontak anti-Deby minta negara anggota EU untuk tidak mengirim tentara. Pemberontak mengatakan netralitas yang dinyatakan pasukan itu akan dibahayakan oleh fakta bahwa bekas penguasa kolonial Perancis telah menyumbang lebih dari separuh dari 3.700 tentara EUFOR. Pemimpin pemberontak mengatakan Perancis telah menggunakan tank dan helikopter, bagian dari kontingen militer Perancis yang dipangkalkan di Chad, untuk membantu Deby memukul mundur serangan mereka 2-3 Februari di Ndjamena. Perancis membantah pasukannya telibat scara langsung dalam pertempuran. Komandan EU bersikeras bahwa meskipun memiliki komponen besar Perancis, pasukan EU akan tetap netral dalam konflik Chad, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008