Kampala (ANTARA News) - Sejumlah 12.000 warga Kenya telah melintas ke Uganda setelah melarikan diri dari kekerasa pasca-pemilihan di negara mereka, pemerintah Uganda dan badan pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan, Selasa. "Setelah meletusnya kekerasa pasca-pemilihan di Kenya...sekitar 12.000 warga Kenya melarikan diri ke Uganda yang berdekatan, menyatakan bahwa desa mereka telah diserang, barang milik mereka dirampok dan rumah mereka dibakar," kata satu penyataan bersama. Menteri negara Uganda untuk kesiapsiagaan pengungsi dan bencana, Musa Ecweru, dan Stefano Severe, wakil negara itu untuk Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan pengungsi Kenya tersebut tersebar di sejumlah kamp di distrik perbatasan Toroto, Manafwa, Busia dan Bukwa. "Pemerintah Uganda dan badan pengungsi PBB sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk mendirikan pusat transit baru di distrik Bukwa dan Kapchorwa," Ecweru mengatakan kemudian pada konferensi pers. Menteri itu mengatakan bahwa jika pengungsi Kenya tinggal di tempat perlindungan sementara lebih lama dari lima bulan, mereka harus dipindahkan ke permukiman pengungsi permanen di tempat lainnya di negara itu. Para pejabat Kenya yang mengunjungi beberapa dari kamp di dekat perbatasan itu Senin diperolok oleh pengungsi ketika mereka minta setiap orang untuk kembali ke rumah mereka, yang sebagian besar di daerah Eldoret di bagian barat Kenya. Ecweru juga menekankan bahwa pemerintah Uganda telah membuat rencana kemungkinan untuk menghadapi aliran baru pengungsi. Kekerasan telah surut di Kenya untuk pertama kalinya sejak pemilihan 27 Desember yang diperselisihkan, yang menimbulkan kerusuhan yang telah menyebabkan sedikitnya 1.000 orang tewas dan menelantarkan sekitar 300.000 orang, kebanyakan dari mereka di dalam negeri, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008