Herat (ANTARA News) - Pembom mobil jibaku hari Selasa menyerang iringan pasukan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afganistan barat, melukai seorang tentara NATO, kata pejabat. Penyerang itu meledakkan kendaraan penuh bahan peledaknya di dekat iringan tersebut di daerah Delaram, propinsi Farah, Afganistan barat, kata Gubernur Ghulam Muahidin Baluch kepada kantor berita Prancis AFP. Pasukan Bantuan Keamanan Antarbangsa (ISAF) pimpinan NATO juga memastikan kejadian itu, sementara gerakan perlawanan Taliban menyatakan bertanggungjawab. "Satu tentara ISAF luka. Itu serangan bom mobil jibaku," kata jurubicara ISAF kepada AFP. Jurubicara polisi Afganistan barat, Abdul Raof Ahmadi, menyatakan serangan itu terjadi di jalan raya utama dari kota Kandahar, Afganistan selatan, ke kota utama Herat, Afganistan barat. Jurubicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menyatakan bertanggungjawab atas serangan itu lewat telepon dari tempat tak diketahui. "Serangan itu dilancarkan pejuang kami," katanya. Gerakan keras Taliban digulingkan dari kekuasaan pada ahir 2001 oleh serangan pimpinan Amerika Serikat, tapi sejak itu melancarkan gelombang serangan berdarah, yang sudah merenggut ribuan jiwa. Satu tentara Inggris pada ahir Januari tewas akibat ledakan ranjau jalanan di Afganistan, kata Kementerian Pertahanan di London. Tentara itu dinyatakan tewas di tempat dalam serangan tepat di luar Musa Qala di bagian selatan negara terkoyak perang tersebut, yang melukai lima orang lain. "Kompi itu sedang menyerang pasukan musuh dan menenangkan warga Afgan setempat ketika kendaraan tumpangan mereka dihantam ranjau jalanan," kata pernyataan kementerian tersebut. Kementerian itu mengatakan tentara tewas tersebut bertugas di Batalion II Resimen Yorkshire. "Korban diungsikan dengan helikopter ke sarana kesehatan ISAF di markas Bastion dan lapangan terbang Kandahar. Sedihnya, satu di antara tentara itu dinyatakan tewas di tempat," kata pernyataan tersebut. ISAF bekerja dengan gabungan pimpinan Amerika Serikat dan tentara Afgan untuk mengatasi pemberontakan pimpinan gerakan garis keras Taliban, yang digulingkan akibat melindungi Osama bin Ladin dan jaringan Alqaida-nya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008