Jakarta (ANTARA News) - Pusat Penelitian (Puslit) Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil merakit padi melalui rekayasa genetika yang menghasilkan benih padi tahan kondisi kekeringan, sehingga bisa ditanam di kawasan minim air.
"Kami telah melakukannya dengan over ekspresi gen penyandi faktor transkripsi OsHOX," kata Kepala LIPI, Prof DR Umar Anggara Jenie, di Jakarta, Selasa.
Gen tersebut, urainya, memiliki peran dalam ketahanan terhadap cekaman kekeringan dan sudah dicobakan di tanaman pada model Arabidopsis thaliana.
Saat ini, lanjut dia, sedang dilakukan penelitian tahap awal pada fasilitas uji terbatas atau rumah kaca dan akan dilanjutkan dengan uji keamanan lingkungan, uji keamanan pangan dan uji multilokasi.
Selain itu, LIPI juga telah merakit varietas padi secara transgenik yang tahan terhadap serangan hama penggerek batang dan telah berlangsung hingga generasi keempat pada 2003-2007, ujarnya.
"Padi transgenik tersebut lebih tahan terhadap serangan hama penyakit penggerek batang kuning 10 kali varietas Rojolele, Ciherang dan Cilosari," katanya.
Dari hasil uji lapangan dapat diperoleh kesimpulan sementara bahwa tanaman transgenik yang dirakit tak merusak ekologi lingkungan dalam arti tidak ada penyebaran gen ke tanaman lain serta tidak ada pengaruh terhadap serangga lain dan mikroba tanah, ujarnya.
LIPI juga telah menghasilkan padi transgenik tahan serangan jamur Blast dan akan dilakukan pengujian pada fasilitas rumah kaca.
Ketahanan terhadap Blast itu, urainya, ditingkatkan dengan cara meningkatkan kandungan asam salisilat dalam tanaman padi melalui rekayasa genetika padi dengan gen penyandi biosintesa asam salisilat.
"Bioassai terhadap M Grisea strain 173 yang merupakan cendawan penyebab penyakit blast telah dilakukan sampai generasi ke-4 dan menunjukkan peningkatan ketahanan beberapa genotip tanaman transgenik terhadap serangan blast pada beberapa fase pertumbuhan," katanya.
Seluruh riset padi transgenik ditegaskannya, akan diuji keamanan lingkungannya, diuji keamanan pangannya dan diuji secara multilokasi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008