Kupang (ANTARA) - Para elite partai politik di Provinsi Nusa Tenggara Timur diminta untuk mempersatukan kembali hubungan persaudaraan warga yang sempat terpecah-belah selama berlangsungnya Pemilu 2019.

"Masyarakat sudah terkotak-kotak selama pemilu. Untuk itu, peran para elite partai sangat diharapkan untuk menyatukan kembali warga," kata Bupati Timor Tengah Utara Raymundus Sau Fernandes kepada ANTARA di Kupang, Sabtu.

Interaksi antarwarga selama pemilu, menurut dia, banyak diwarnai dengan saling menghujat dan memprovokasi, terutama antarpendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden yang tampak tajam di media sosial.

Baca juga: Polarisasi akibat fanatisme politik ancam persatuan bangsa

Pemilu sudah selesai dan sudah saatnya semua elemen bangsa bergandengan tangan untuk membangun daerah. Oleh karena itu, lanjut dia, para elite partai harus hadir memberikan kesejukan di tengah pendukung masing-masing untuk merajut kembali persatuan.

Raymundus Sau Fernandes yang juga Ketua DPW Partai Nasional Demokrat (NasDem) NTT berharap antarelite partai juga kembali merajut persaudaraan dan tidak perlu ada lagi berbagai intrik politik berbau provokasi yang berdampak pada masyarakat.

Secara terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTT H. Abdul Kadir Makarim berharap para elite partai berperan dalam menghadapi kondisi masyarakat yang masih terbelah akibat pilpres.

"Apa yang disampaikan para elite partai itu tentu berdampak pada para pendukung sehingga mereka memiliki tanggung jawab untuk menyatukan kembali warga yang sempat terpecah belah," katanya.

Baca juga: Akademisi: Konflik akibat polarisasi politik membuat negara hancur

Pilpres sudah selesai dengan adanya keputusan Mahkamah Konsitusi. Untuk itu, pihaknya mengajak semua elemen untuk menghormati keputusan tersebut.

"Tidak perlu lagi ada 01 dan 02, tetapi semua dari tingkat elite partai, pemerintah, dan masyarakat meski kembali bersatu menata bangsa ini," katanya.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019