Dili (ANTARA News) - Pasukan tambahan Australia mulai tiba di Timor Leste, Selasa, untuk memperkuat keadaan darurat dua hari yang diumumkan setelah satu usaha pembunuhan terhadap dua pemimpinnya yang menyebabkan presiden negara itu dirawat di rumah sakit akibat luka-luka tembak. "Pesawat C-130 telah tiba. Pasukan itu akan membantu memperkuat pasukan yang sudah ada di negara itu," kata seorang jurubicara Menteri Pertahanan Australia, Joel Fitzgibbon, seperti dilaporkan Reuters. Satu kapal perang Australia juga tiba di lepas pantai Dili, Selasa, untuk mendukung rombongan pertama dari 200 personalia pasukan reaksi cepat yang dikirim untuk memperkuat pasukan keamanan internasional, sementara itu para dokter mengatakan, Presiden Jose Ramos Horta akan tetap dirawat sampai pekan depan. Di Dili, Presiden Sementara Timor Leste, Vicente Guterres, mengumumkan keadaan darurat dan menyerukan rakyat tenang, setelah serangan-serangan yang tampaknya terkoordinasi terhadap presiden dan perdana menteri yang menyebabkan negara muda itu menghadapi satu krisis baru. Guterres mengatakan, serangkaian pertemuan dan protes-protes di larang , dan semua penduduk harus tinggal di rumah antara pukul 20:00 sampai pukul 06:00 waktu setempat. Sekitar 1.600 polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang didukung sekitar 1.000 tentara Australia, melakukan patroli di Dili dan kota-kota lain di tengah-tengah kekuatiran aksi kekerasan baru dari tentara yang memberontak, yang pemimpin mereka Alfredo Reinado tewas dalam serangan yang mengejutkan sebelum subuh itu. "Pemerintah Timor Leste menguasai penuh situasi," kata PM Australia, Kevin Rudd, menjelang kunjungan ke Timor Leste pekan ini. Sekolah-sekolah, pusat-pusat bisnis dan institusi-institusi pemerintah tetap buka di Dili , sementara polisi lokal menghentikan dan memeriksa mobil-mobil, tetapi situasi tampaknya tidak tenang dan penduduk lokal mengakui mereka gelisah. "Saya akan pulang lebih awal karena saya takut terjadinya bentrokan antar geng atau protes-protes," kata Antonio Gomes, seorang mahasiswa sekolah tinggi kepada Reuters ketika ia sedang menuju pulang ke rumah. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008