Jakarta (ANTARA News)- Ekonomi Indonesia tetap tumbuh di atas enam persen, karena didukung oleh pertumbuhan ekonomi China dan India yang cukup signifikan, meski mengalami pelambatan akibat turbulensi (gejolak) ekonomi global. "Kami optimis pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih tetap baik di atas enam persen, sekalipun krisis keuangan di Amerika Serikat dan Eropa mulai mengimbas ke kawasan Asia," kata Direktur Utama PT BII Tbk, Henry Ho, kepada pers di Jakarta, Selasa. Menurut Henry, pemerintah saat ini aktif membangun sektor infrastruktur dalam upaya menarik investor asing aktif menempatkan dananya di pasar domestik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berjalan lebih cepat. Upaya pemerintah dalam jangka panjang akan memberikan nilai positif bagi ekonomi nasional karena akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat luas, ucapnya. Gejolak ekonomi global, lanjut Henry, memang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, namun dampaknya tidak besar karena ekspor Indonesia khususnya ke Amerika Serikat tidak begitu besar. Ekspor Indonesia bisa dialihkan ke negara lain khususnya di kawasan Asia yang memang sangat membutuhkan, meski pasar Amerika Serikat merupakan salah satu pasar yang potensial bagi kawasan Asia, katanya. Pemerintah, menurut dia, untuk mengantisipasi pasar yang melambat juga menurunkan target pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi karena khawatir target tersebut tidak akan tercapai dengan baik. Apalagi, gejolak ekonomi global juga didukung oleh menguat harga minyak mentah dunia yang terus menekan anggaran pendapatan belanja negara (APBN), katanya. Ditanya pers mengenai profitabilitas perbankan, Henry Ho mengatakan, profitabilitas bank tidak akan tergerus, meski persaingan pasar makin ketat dan kekhawatiran atas turbulensi global. Perbankan untuk bisa meraih profitabilitas yang lebih baik harus meningkatkan pelayanannya (service) kepada masyarakat untuk menarik minatnya menempatkan dananya di bank, dan melakukan penganekaragaman produk, seperti yang saat ini dilakukan BII dan Mandala Airlines, katanya. Selain itu juga meningkatkan pendapatannya melalui "fee based income", ujarnya. Ia mengatakan, tahun ini memang merupakan tahun tantangan yang cukup berat, namun perbankan akan tetap memberikan pelayanan yang lebih baik untuk menarik masyarakat agar mereka tetap menempatkan dananya di perbankan. Apalagi, perbankan diminta menjadi lokomotif pembangunan, tidak mengikuti perkembangan pasar agar dapat mendorong ekonomi nasional berjalan lebih baik lagi, katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008