Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum PB HMI periode 2003-2005 yang kini jadi salah satu kader muda Partai Golkar, Hasanuddin, mengungkapkan, sesungguhnya mayoritas kalangan elit di internal partainya maupun Partai Demokrat menjadikan upaya mempertahankan duewt SBY-JK pada Pilpres 2009 sebagai opsi utama.

"Sekalipun belum menjadi keputusan final, baik di internal Partai Demokrat dan Partai Golkar, tapi opsi mempertahankan duet Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2009 ini menjadi prioritas utama," katanya kepada ANTARA News, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan itu, merespons pemberitaan sebuah media di Jakarta, yakni Suara Pembaruan, edisi Jumat (9/1) sore, berjudul: "SBY Bisa Tinggalkan JK".

Hasanuddin berkeyakinan, opsi mempertahankan duet tersebut sebagai suatu prioritas, terus menguat.

"Karena itu, banyak upaya yang dilakukan kompetitor SBY-JK untuk menggagalkan opsi ini menjadi keputusan," ungkapnya.

Para kompetitor itu, sejak setahun yang lalu, menurut Hasanuddin, sibuk berupaya mencari cara untuk memisahkan kedua pasangan tersebut. "Baik melalui pembentukan opini dengan menggunakan tangan-tangan pengamat, maupun dengan menggunakan tangan-tangan lembaga-lembaga survei," ujarnya lagi.

Bahkan, menurutnya, termasuk dengan memainkan isu dan intrik politik di internal partai-partai tersebut.

"Namun, bagaimanapun, jika kedua pasangan ini tetap dipertahankan, masih sulit untuk menemukan figur pasangan lain yang mudah mengalahkannya, sehingga siapapun kompetitor SBY-JK, pada Pilpres 2009, akan diuntungkan oleh perpecahan duet`incumbent` ini," katanya.

Karena itu, bila memang (mau) mempertahankan duet ini betul-betul jadi opsi prioritas, demikian Hasanuddin, elit kedua partai itu tidak perlu terpengaruh dengan pembentukan opini publik, maupun bisikan-bisikan dari orang-orang tertentu untuk memisahkan pasangan mereka.

"Konsentrasi saja pada tugas utama pemerintahan, dan menunggu isyarat rakyat sebagai momentum yang tepat untuk mengumumkan kembali, bahwa mereka siap dipilih kembali untuk periode berikutnya," usulnya.

Namun, ia menyadari, kompetitor SBY-JK, tentu sah-sah saja melakukan langkah sebagai strategi politik, termasuk berupaya memisahkan duet `incumbent` tersebut.

"Tetapi sesungguhnya, yang ditunggu rakyat bukanlah sekedar wajah baru, atau muka lama dengan semangat baru. Yang ditunggu rakyat ada bukti sebagai bahan bagi mereka untuk memiliki harapan bermimpi lebih baik pada masa yang akan datang," kata Hasanuddin lagi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009