Jakarta (ANTARA News) - Dewan Gubernur Bank Indonesia (DG BI) mengharapkan pemilihan Gubernur Bank Indonesia mendatang dilakukan lebih adil, obyektif dan bertanggung jawab. "Kami tidak rela bila Bank Indonesia dipermainkan untuk kepentingan tertentu," kata Gubernur Bank Indonesia Burhanudin Abdullah membacakan pernyataan keputusan rapat DG BI di Jakarta, Selasa. DG BI juga mengharapkan tidak ada lagi situasi yang membuat ketidakpastian dalam berkarya dan yang berpotensi merusak kredibilitas bank sentral serta meruntuhkan kepercayaan dunia internasional pada perekonomian Indonesia. Sementara secara pribadi, Burhanuddin Abdullah siap menyerahkan kepemimpinannya kepada Gubernur BI mendatang. "Saya mempersiapkan sebaik-baiknya pengalihan kepemimpinan Bank Indonesia," katanya. Ketua Ikatan Pegawai Bank Indonesia, Dian E Diana Rae, menyatakan pihaknya mengharapkan agar presiden mencalonkan nama-nama yang memiliki kredibilitas, kemampuan (capable), serta profesional dan bukan orang yang kontroversial sebagai Gubernur Bank Indonesia mendatang. "Artinya yang bisa melindungi institusi (BI), yang bisa mempersatukan pegawai, tentu saja yang jauh dari politisasi dan sebagainya," katanya. Ia menegaskan, pihaknya tidak bermasalah kandidat Gubernur BI berasal dari luar maupun dari dalam institusi Bank Indonesia. "Apa internal atau eksternal (institusi BI) bukan suatu isu yang penting," katanya. Anggota Komisi XI DPR RI, Dradjad H Wibowo, mengatakan gubernur Bank Indonesia harus dijauhkan dari perebutan partai-partai politik. "Jabatan BI harus independen, jangan sampai jadi ajang rebutan partai politik, sebab ini akan membuat BI menjadi hancur, padahal lembaga ini merupakan lembaga independen yang harus mengurusi urusan moneter untuk pembangunan bangsa, bukan untuk sumber dana keuangan partai politik," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008