Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore, merosot mendekati Rp9.300 per dolar AS karena pelaku pasar terus membeli dolar AS dan menjual mata uang lokal.
Nilai tukar rupiah mencapai Rp9.285/9.285 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.241/9.277 per dolar AS atau melemah 44 poin.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta mengatakan, tekanan terhadap rupiah di pasar makin tinggi karena pelaku pasar menjelang penutupan sore ini aktif membeli dolar AS.
"Akibatnya rupiah makin tertekan, apalagi belum ada sentimen positif dari bank sentral AS (The Fed)," ujarnya.
Rupiah, lanjut dia, kemungkinan akan bisa menembus level Rp9.300 per dolar AS, apabila Bank Indonesia (BI) tidak melakukan intervensi untuk menahan gejolak pasa yang negatif itu.
"Kami optimis BI akan masuk pasar menahan tekanan tersebut agar mata uang lokal itu tetap berada di bawah Rp9.300 per dolar AS," katanya.
Pelaku pasar, menurut dia, melepas rupiah, setelah pemerintah melakukan perubahan mengenai target ekonomi dan laju inflasi, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi melambat.
Apalagi gejolak ekonomi global yang berasal dari krisis keuangan AS dan Eropa mulai mengimbas kawasan Asia, khususnya Indonesia, yang didukung oleh kenaikan harga minyak mentah dunia, ucapnya.
Menurut dia, gejolak domestik dan global merupakan faktor utama yang menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi Indonesia akan melambat meski tetap tumbuh.
Rupiah, katanya, pada hari berikut (Rabu) diperkirakan akan menembus level Rp9.300 per dolar AS, karena sentimen positif dari pasar sulit diperoleh, meski The Federal Reserve berencana menurunkan kembali suku bunganya.
Pelaku pasar menilai penurunan suku bunga The Fed tidak berdampak positif bagi ekonomi AS yang cenderung makin melemah, katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008