Jakarta (ANTARA News) - Lobi pimpinan fraksi-fraksi di DPR untuk mencari solusi atas tertundanya penyampaian jawaban pemerintah terkait interpelasi DPR soal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) berlangsung alot, bahkan melebihi keputusan skors Rapat Paripurna DPR selama 30 menit. Hingga Selasa pukul 12.30 WIB Rapat Paripurna DPR belum dibuka kembali. Rapat paripurna diskors untuk kali kedua sekitar pukul 11.30 WIB. Hal itu akibat tidak terkendalinya suasana rapat paripurna yang diwarnai "hujan" interupsi dari anggota DPR yang menolak kehadiran menteri-menteri untuk menyampaikan jawaban pemerintah. Rapat Paripurna DPR di Gedung DPR/MPR Jakarta, hingga Selasa pukul 11.30 belum mencapai kesepakatan karena banyaknya interupsi, sehingga Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar yang memimpin rapat paripurna ini menskors persidangan selama 30 menit. Sebagian anggota Dewanmempertanyakan ketidakhadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan jawaban atas pertanyaan dalam hak interpelasi yang diajukan anggota DPR terkait Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada rapat paripurna DPR tersebut. Penolakan anggota DPR atas kehadiran menteri-menteri yang mewakili Presiden itu selain ditunjukkan melalui interupsi, juga dilakukan dengan mengembalikan jawaban pemerintah yang ditandatangani Menko Perekonomian Boediono. Anggota DPR mempertanyakan jawaban itu bukan ditandatangani oleh Presiden. Anggota Fraksi PKS Suryama selain mengembalikan jawaban pemerintah, juga melakukan 'walk out' sebagai bentuk protes atas ketidakhadiran Presiden. Selama diskors, pimpinan fraksi-fraksi DPR melakukan lobi untuk mencapai kesepakatan mengenai kelanjutan rapat paripurna tersebut. Sementara itu, ratusan massa berunjuk rasa di depan pintu Gedung DPR/MPR untuk menuntut penuntasan kasus BLBI/KLBI. Aparat kepolisian melakukan penjagaan cukup ketat di pintu masuk gedung parlemen. (*)

Copyright © ANTARA 2008