Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Sumardjono menegaskan, pergantian Komandan Korps Marinir tidak terkait dengan insiden tenggelamnya panser amphibi BTR-50P yang menewaskan tujuh anggota marinir pada Sabtu (22/2) di perairan Situbondo, Jawa Timur.
"Tidak ada ya," katanya usai memimpin upacara serah terima jabatan Komandan Korps Marinir dari Mayjen TNI Mar Nono Sampono kepada Brigjen TNI Mar Djunaedi Djahri di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan pergantian itu telah direncanakan sejak awal sebagai bentuk kegiatan rutin dalam sebuah organisasi.
Sebelumnya, satu unit panser amfibi BTR-50P dari Brigif II/Marinir Surabaya tenggelam di perairan Situbondo saat latihan puncak TNI AL "Armada Jaya" XXVII.
Peristiwa itu terjadi sesaat setelah panser amfibi yang dikomandani Sertu Mar Mujirin itu meluncur dari KRI Teluk Kau-504 untuk melakukan pendaratan.
Namun, setelah berada sekitar 400 meter dari bibir pantai tiba-tiba datang ombak tinggi dan kencang hingga stabilitas panser terganggu.
Komandan panser amfibi pun segera memerintah seluruh awak keluar. Namun dalam proses penyelamatan itu satu orang tersangkut di pintu sehingga enam anggota lain di belakangnya tidak bisa keluar dan terjebak di dalam panser yang tenggelam hingga kedalaman 30 meter.
Akibatnya, tujuh prajurit marinir tewas yakni Pratu Mar Agus Priyanto, Kopda Mar Rusli Heri, Serda Mar Hadi Sutrisno, Kopda Mar Nugroho Pamungkas, Kopda Mar Hari Adi, Praka Mar Dwi Niar Priyanto dan Serka Mar suryanto.
Delapan penumpang panser lainnya selamat yakni Praka Mar Sarmilih, Kopda Mar Mulyono, Kopda Mar Wahyuno, Letda Mar Krama Lubis, Praka Mar Iwan Setiawan, Kopda Mar Wigati, Pratu Mar Purwanto, dan Sertu Mar Mujirin.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008