Pak Jokowi mengatakan pembangunan ekonomi digital dapat diraih dengan membuat banyak perusahaan rintisan dan menjadikannya unicorn..

Jakarta (ANTARA) - Peneliti ekonomi CSIS (Centre for Strategic and International Studies) Yose Rizal menyebutkan Pemerintah pada periode 2020-2024 perlu untuk benar-benar mengembangkan ekonomi digital agar dapat lebih maju daripada sekarang.

"Ekonomi digital itu bukan produknya tapi orang yang ada di belakang produk atau penggunanya," kata Yose di Jakarta, Jumat.

Yose mengatakan saat ini perkembangan ekonomi digital di Indonesia baru dilihat dari banyaknya aplikasi perusahaan rintisan saja bukan dari pengguna aplikasi yang menghasilkan transaksi lewat pasar digital itu.

"Pada Debat Capres (Calon Presiden), Pak Jokowi mengatakan pembangunan ekonomi digital dapat diraih dengan membuat banyak perusahaan rintisan dan menjadikannya unicorn," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan usulan IDEA Hub di KTT G20

Pengguna yang dimaksud lebih kepada pelaku usaha yang menjual barang- barang di aplikasi perusahaan rintisan itu.

Peneliti CSIS mencontohkan rekanan usaha di e-commerce harus diberikan pelatihan manajemen pengelolaan agar akunnya dapat menghasilkan transaksi digital secara maksimal lewat aplikasi itu.
Baca juga: Keamanan digital makin rentan, Security Intelligence jadi prioritas utama

"Mereka harus bisa memberi deskripsi untuk barang yang dijualnya, mereka juga harus paham untuk mengurus pengiriman barang melalui logistiknya," kata Yose.

Dengan pengembangan manajemen bagi pengguna aplikasi perusahaan rintisan, Yose meyakini ekonomi digital di Indonesia akan berkembang pesat.

Baca juga: Australia, Indonesia bahas pelayanan kesehatan digital
Baca juga: Presiden Jokowi akan angkat inovasi ekonomi digital di G20

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019