"Hal ini kami lakukan dengan bekerja sana dan bersinergi dengan masyarakat," kata Wali Kota Bitung Max Lomban di Manado, Jumat.
Lomban mengatakan meningkatnya permasalahan penyakit Demam berdarah dengue (DBD) dan gigitan hewan atau Rabies di beberapa wilayah Kota Bitung mendapat perhatian serius Pemerintah Kota Bitung.
Lomban mengatakan, peningkatan kesehatan bagi masyarakat adalah salah satu program prioritas Pemerintah Kota Bitung selain Pendidikan dan pembangunan Infrastruktur.
Berbagai upaya terus dilakukan lewat Dinas terkait guna memaksimalkan pelayanan Kesehatan yang merata kepada seluruh masyarakat Kota Bitung yang ada di delapan kecamatan.
Namun, semua program ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada dukungan dan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat Kota Bitung.
"Semua pihak harus membangun kerja sama dalam menangani permasalahan ini baik pemerintah maupun masyarakat," kata Lomban.
Terkait meningkatnya penyakit DBD, Lomban mengungkapkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan padahal pemerintah melalui aparat kelurahan terus mensosialisasikan pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih.
"Menjaga kebersihan tidak hanya satu atau dua rumah saja, melainkan kebersihan satu lingkungan secara bersama-sama," katanya.
Hal tersebut dikarenakan nyamuk aedes aegypti mampu terbang sejauh 20 meter, jadi jika hanya satu atau dua rumah yang bersih tidak menjamin penghuninya tidak terkena dampak penyakit ini.
Sementara untuk meminimalisir penularan rabies, Lomban menjelaskan perlu adanya penanganan terhadap hewan-hewan tersebut.
Dinas Kesehatan Kota Bitung telah mengupayakan penanganan lewat suntikan anti rabies kepada masyarakat yang digigit hewan.
Adapun data Dinas Kesehatan Kota Bitung untuk penyakit DBD dan rabies pada 2017 berjumlah 117 kasus, 2018 sebanyak 197 kasus, 2019: Januari 58 kasus, Februari 46 kasus, Maret 13 kasus, April 9 kasus, Mei 5 kasus, Juni 7 kasus dan meninggal anak-anak berjumlah 5 orang.
Data gigitan hewan penular rabies pada tahun 2017 sebanyak 390 kasus, 2018 sebanyak 520 kasus
2019: Januari 44 kasus, Februari 58 kasus, Maret 39 kasus, April 46 kasus, Mei 58 kasus, Juni belum masuk data, sampai saat ini tidak ada data kematian.*
Pewarta: Jerusalem Mendalora
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019