Sampit (ANTARA) - Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Taufiq Mukri menyatakan siap bersinergi dan mendukung program agrowisata terpadu yang ada di daerah itu, melalui Koperasi Eka Bahurui.
"Pada intinya untuk pengembangan agrowisata khususnya melalui Koperasi Eka Bahurui ini kami siap mendukung dalam meningkatkan pendapatan ekonomi para petani maupun masyarakat yang ada di sekitar lokasi tersebut," kata Taufik Mukri saat menerima kunjungan Tim Konsultan dari Bank BNI Jakarta beserta pengurus Koperasi Eka Bahurui di Sampit, Jumat.
Kawasan agrowisata yang rencananya akan dikembangkan di kawasan Jalan Jendral Sudirman Kilometer 10 dengan lahan seluas 887 hektare itu, nantinya akan dibangun seperti peternakan, perikanan, perkebunan, pariwisata hingga perumahan.
Selain itu, kata Taufik Mukri, sinergi ini sejalan dengan Pemkab Kotawaringin Timur yang mana sedang gencar menggalakkan model pengembangan pariwisata terintegrasi dengan pertanian (agrowisata), serta guna meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat khususnya para petani.
"Ini adalah salah satu terobosan agar pengembangan agrowisata terpadu ini bisa benar-benar berdampak langsung atau transaksi ekonomi dari kegiatan pariwisata kepada petani atau masyarakat setempat," katanya.
Ketua Koperasi Eka Bahurui Rusiana Umban mengatakan, dengan adanya kerjasama dari pihak Konsultan bank BNI serta pendanaan dari bank Bukopin dalam rangka membangun kawasan agrowisata terpadu di Kabupaten Kotim ini, pihaknya merasa sangat antusias bilamana program tersebut bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
"Kami optimis ini bisa diwujudkan karena Kabupaten Kotim ini memiliki potensi yang cocok untuk pengembangan kawasan agrowisata terpadu dan sebagainya," kata Rusiana Umban.
Di samping itu, kemauan para puluhan anggota Koperasi Eka Bahurui ini sangat mendukung untuk melakukan budidaya, sehingga perlu adanya perhatian dan sinergitas antara pemkab pemerintah provinsi dan pemerintah pusat tentunya dalam pengembangan kawasan ketahanan pangan melalui agrowisata terpadu.
"Kami berharap dengan adanya kerjasama pembangunan kawasan agrowisata terpadu ini bisa benar-benar segera terealisasi sesuai survei yang sudah dilakukan, dimana pembangunan kawasan agrowisata ini dinilai sudah berperan dalam kemajuan pembangunan Kotim," katanya.
Ketua Tim Konsultan Bank BNI 46 Jakarta Haryo Bimo Arianto menjelaskan pengembangan agrowisata pun dimaksudkan agar kemajuan pariwisata Kotim yang sangat menakjubkan tidak memudarkan pembangunan pertanian dan budaya agraris serta tidak merusak kelestarian alam dan lingkungan.
"Sehingga ke depan sektor primer (pertanian) tidak semakin terpinggirkan dan ditinggalkan oleh generasi muda, tetapi sebaliknya semakin berkembang karena mendapatkan nilai tambah dari sentuhan sektor pariwisata," katanya.
Pria asal Yogyakarta ini mengungkapkan bahwa pihaknya ingin mengadopsi Program Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) yakni Desaku Kucinta.
Pihaknya juga mengatakan, bahwa prinsipnya bank BNI maupun Bukopin siap mengucurkan anggaran untuk pengembangan agrowisata terpadu di daerah itu.
Namun, kata dia, semuanya itu harus melalui mekanisme aturan hukum yang berlaku. Contohnya seperti koperasinya sudah ilegal atau belum, anggota ada berapa, lahan untuk dijadikan tempat kawasan agrowisata terpadu bermasalah atau tidak, perlu adanya survei secara bertahap hingga pembuat site plan yang tetap mengacu dari hasil pantauan konsultan sendiri.
"Memang untuk saat ini kami dengan sejumlah tim masih dalam tahap pengecekan hingga survei dilahan yang nantinya akan dijadikan kawasan agrowisata terpadu, sehingga kedepan bisa berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Bimo yang juga sebagai Presiden Direktur Mix Farming Consultan.
Baca juga: Jumlah koperasi sehat di Kalteng meningkat
Baca juga: Kepala Staf Kepresidenan dorong agrowisata sekat kanal lahan gambut
Pewarta: Kasriadi/Rony NT
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019