Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perindustrian (Depperin) memproyeksikan ekspor produk elektronik konsumsi ("consumer electronics") menembus angka delapan miliar dolar AS tahun ini. "Jelas perlambatan ekonomi dunia akan mengganggu ekspor produk elektronik kita," kata Direktur Industri Elektronik Depperin Abdul Wahid di Jakarta, Senin. Ia mengakui perlambatan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) yang menjadi salah satu tujuan utama ekspor elektronik Indonesia akan mengganggu kinerja ekspor salah satu produk unggulan ekspor nasional tersebut. Namun, lanjut dia, gangguan peningkatan ekspor elektronik tersebut bisa dikurangi dengan ekspansi ke pasar ekspor yang bukan tujuan utama (non tradisional) seperti negara-negara di Kawasan Timur Tengah, Afrika, Eropa Timur, bahkan Asia. "Saat ini misalnya ada permintaan ekspor produk elektronik kita ke Warsawa, Polandia, seperti produk televisi (tv), baterai kering, dan lain-lain," ujar Abdul Wahid. Oleh karena itu ia memperkirakan ekspor produk elektronik konsumsi pada 2008 akan tetap tumbuh mencapai 7,5 miliar dolar AS sampai delapan miliar dolar AS. Tahun 2006 ekspor produk elektronik nasional mencapai sekitar 6,9 miliar dolar AS dan prognosa Depperin pada 2007 ekspor elektronik mencapai 7,6 miliar dolar AS. Data BPS yang diolah Depperin menunjukkan ekspor kelompok industri elektronika, telematika, mesin listrik, dan lainnya pada Januari-September 2007 telah mencapai 9,3 miliar dolar AS. Abdul Wahid mengatakan, produk elektronik merupakan salah satu unggulan ekspor yang memiliki basis produksi serta pasar domestik yang kuat di Indonesia. Ia mengatakan, pemerintah cq Depperin akan fokus mendorong pengembangan enam produk elektronik yang pasarnya besar di Indonesia yaitu televisi, lemari es, pengatur suhu dalam ruangan (AC), mesin cuci, kipas angin, dan pompa air. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008