Sumbawa Besar (ANTARA News) - Bupati Sumbawa H. Jamaluddin Malik berjanji dalam dua atau tiga hari mendatang segera memberikan kepastian siapa mitra yang akan diajak Pemkab Sumbawa dalam menggaet saham PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT). Hal itu dikemukakan Bupati Jamaluddin saat diskusi Membedah Divestasi dua persen saham PT. NNT di Samawa Centre, Sumbawa Besar sebagaimana informasi yang berhasil dihimpun ANTARA News, Senin. "Saya akan mengambil putusan terkait divestasi dua persen saham PT. NNT dan menjawab apakah menerima tawaran partnership yang diajukan oleh NIL dan NTMC (induk PT. NNT) atau konsorsium Bakrie Group," katanya. Dalam diskusi yang juga dihadiri Ketua DPRD Muh Amin, bupati mengakui persoalan divestasi merupakan persoalan kompleks dan berat karena menyangkut hajat masyarakat Kabupaten Sumbawa dalam masa waktu yang panjang. Meski begitu, putusan mesti diambil karena itu dalam diskusi tersebut, ia berharap masukan dan saran mempermudah pihaknya dalam pengambilan putusan. "Dalam dua atau tiga hari mendatang saya harus mengambil putusan, apapun putusannya nanti selaku pemimpin daerah saya akan bertangungjawab," tegasnya. Sementara itu, Ketua DPRD Sumbawa Amin menekankan proses divestasi telah berlangsung satu tahun lebih dan bahkan telah melampaui batas akhir pelepasan 31 Desember 2007. Jika proses itu terus berlarut, PT. NNT selaku pemilik saham akan terkena sanksi dan untuk menghindari sanksi perusahaan itu bisa saja melepas sahamnya ke perusahaan nasional. Dalam proses divestasi, Pemkab Sumbawa membentuk tim kecil yang diketuai Asisten II Setda Sumbawa Arasy Muhkan yang bertugas melakukan kajian atas tawaran PT. NNT yang masuk, tim didampingi oleh sebuah konsultan dari Jakarta. Pemkab Sumbawa belum menerima tawaran konkrit dan transparan dari konsorsium Bakrie Group atau perusahaan lain, katanya. Pada diskusi yang berlangsung dinamis, Arasy mengemukakan, tawaran yang diajukan PT. NNT realistis sebab fasilitas pembiayaan tidak membebani keuangan daerah, karena dibayar menggunakan deviden sehingga tim pengkaji menilai skema pembiayaan itu tidak berisiko. Selain itu, Kabupaten Sumbawa mendapat keuntungan dari segi harga karena harga dua persen saham tersebut lebih murah yakni menggunakan standar harga tahun 2006 yaitu 72,6 juta dolar AS, sedangkan pada tahun 2007 nilai dua persen saham itu dilepas seharga 80,6 juta dolar AS. Kalau tawaran PT. NNT diterima, Kabupaten Sumbawa akan menerima pendapatan per tahun senilai 666,666 dolar AS atau Rp6,3 miliar, besarnya penerimaan itu selama masa cicilan, setelah lunas maka Pemkab Sumbawa menerima dividen penuh sebesar dua persen. "Kalau kinerja perusahaan pertambangan tembaga dan emas itu baik dan menghasilkan laba lebih banyak, maka jadwal pelunasan akan lebih cepat," terang Arasy. Hak dan kontrol Kabupaten Sumbawa selaku pemilik saham berlangsung penuh tanpa diintervensi pihak mitra kerja, bahkan PT. NNT juga berkomitmen memberdayakan Perusda dan pemberdayaan masyarakat. Menurut informasi, pihak Pemkab Sumbawa melalui tim pengkajian telah melakukan perbandingan terhadap proposal yang masuk baik dari PT. NNT maupun dari Bakrie Group yang satu sama lain dibandingkan plus minusnya. Perbandingan proposal PT. NNT dengan Bakrie Group yakni saham yang diterima oleh PT. NNT utuh sebesar dua persen sedangkan Bakrie hanya 0,079 persen, dana yang diperoleh per tahun dari PT. NNT 666,666 dolar AS dan Bakrie hanya 262,237 dolar AS. Selain itu, kontrol saham dua persen dipegang oleh Pemkab Sumbawa sementara tawaran konsorsium dipegang oleh Bakrie serta sumber pembiayaan dari deviden sementara tawaran Bakrie belum jelas. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008