Kupang (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Pusat Uni Timor Aswain (DPP Untas) menilai, penyerangan terhadap Presiden Timor Leste, Ramos Horta, dan Perdana Menteri (PM), Kay Rala Xanana Gusmao, oleh kelompok pemberontak membuktikan Horta gagal menciptakan stabilitas keamanan dan politik dalam negerinya. "Selain itu, Horta dianggap gagal memenuhi janjinya untuk membujuk pemimpin pemberontak bersenjata, Mayor Alfredo Rainado, untuk berunding," kata Sekretaris Jenderal DPP Untas, Ir. Filomeno de Haornay, di Kupang, Senin.DPP Untas selama ini menjadi organisasi yang memayungi warga Timor Timur (Timtim) di Indonesia pasca-jajak pendapat di wilayah itu pada 1999. "Saya kira ini jelas, Presiden Ramos Horta yang memimpin negara itu selama hampir satu tahun gagal menciptakan stabilitas keamanan di negara itu, serta gagal membujuk Mayor Alfredo untuk berunding mengenai aksi protes sejak 2006," katanya, terkait insiden penyerangan oleh kelompok bersenjata terhadap Horta dan Gusmao. Menurut dia, para pendukung Alfredo terpaksa melakukan penyerangan karena Ramos Horta tidak merealisasikan janjinya untuk duduk dan berunding guna membahas berbagai persoalan yang memicu ketegangan di negara itu sejak 2006. Pemerintah Timor Leste, menurut dia, tidak memberikan kepercayaan terhadap aparat keamanan dalam negeri untuk menjaga stabilitas keamanan di negara yang baru memisahkan diri dari RI melalui jajak pendapat pada 1999 itu. Hal tersebut, katanya, dibuktikan dengan masih bercokolnya pasukan asing di negara itu untuk menjaga keamanan dalam negeri Timtim. "Kalau pemerintah sendiri tidak memberikan kepercayaan kepada rakyatnya untuk menjaga keamanan, ya keadaannya seperti ini. Negara pasti tidak akan aman sampai kapan pun, karena di internal pasukan keamanan dalam negeri sendiri labil," kata Filomeno. Fakta itu membuktikan pula bahwa pemerintah dan rakyat Timor Leste belum matang dalam berpolitik, serta belum siap untuk merdeka dalam arti sebenarnya, ujarnya menambahkan. Sementara itu, Konsul Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) di Kupang, Caetano de Soausa Gutteres, dalam keterangannya kepada ANTARA News di Kupang mengatakan bahwa sejumlah anggota gerilyawan pimpinan Mayor Alfredo melakukan serangan bersenjata ke kediaman Presiden Jose Ramos Horta di Dili pada Senin dini hari, dan mengakibatkannya mengalami luka tembak di bagian perut. Xanana Gusmao, menurut dia, juga diserang oleh kelompok pemberontak bersenjata pada Senin pagi, namun mantan Presiden Timor Leste itu dilaporkan selamat dalam insiden penyerangan, serta hanya mobilnya hancur terkena tembakan peluru, sehingga terjun ke jurang. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008