Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Luar Negeri (Deplu) menilai, insiden penembakan terhadap Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta di Dili, Senin, menunjukkan masih ada kerawanan keamanan, sekalipun ada pasukan pengamanan sipil PBB, Australia dan Selandia Baru di negeri itu.
"Insiden ini menunjukkan masih adanya kerawanan yang begitu besar terhadap keamanan kepala negara dan perdana menteri, walaupun telah ada kehadiran pasukan pengamanan sipil PBB, dan dari Australia dan Selandia Baru," kata Juru Bicara Deplu RI, Kristiarto Soeryo Legowo, di Jakarta
Ia mengemukakan, kerawanan itu sebenarnya telah terpantau sejak akhir pekan lalu, dan Pemerintah RI merasa prihatin atas insiden penyerangan oleh kelompok bersenjata pimpinan Mayor Alfredo Reinardo yang telah mengakibatkan Presiden Ramos Horta terluka.
"Pemerintah RI sangat bersimpati pada kondisi Presiden Horta, semoga beliau dapat segera mendapatkan akses perawatan dan kesehatannya, sehingga segera pulih," katanya.
Sebagai negara tetangga, lanjut Kristiarto, Pemerintah RI juga berharap situasi keamanan di Timor Leste dapat segera pulih.
Mengenai situasi terakhir di Dili, Kristiarto mengatakan bahwa informasi dari Kedutaan Besar RI (KBRI) Dili menyebutkan bahwa situasi keamanan di ibukota Timor Leste dinyatakan telah terkendali, sekalipun suasana sangat sepi.
Kristiarto mengatakan, hingga saat ini Pemerintah RI belum memutuskan untuk menutup perbatasan RI-Timor Leste. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008