Jakarta (ANTARA News) - Nutrisi gangliosida, yang secara alami terdapat dalam air susu ibu, susu formula, daging dan telur, memiliki peran penting dalam pertumbuhan, serta perkembangan otak anak. Peneliti senior dari Palmerston North, Selandia Baru, Dr.Paul McJarrow, PhD di Jakarta, Senin, menjelaskan bahwa gangliosida dalam asam sialat dibutuhkan dalam pertumbuhan, perkembangan, migrasi dan pematangan sel syaraf otak, serta pembentukan synaps (hubungan antar sel syaraf--red). Lemak kompleks kelompok asam sialat yang terdiri atas komponen gula itu, menurut McJarrow, juga membantu proses transmisi sinyal synaps, pembentukan struktur otak dan menyimpan informasi. "Penelitian yang dilakukan pada manusia juga menunjukkan bahwa suplementasi gangliosida dapat meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat pada anak," jelasnya. Ia menjelaskan, peran penting gangliosida dalam pertumbuhan dan perkembangan otak anak juga terlihat dari banyaknya konsentrasi gangliosida pada area abu-abu otak atau pada otak besar dan cerebral cortex yang merupakan area penting dalam pembentukan memori. Namun demikian, menurut dia, hingga kini belum diketahui periode kritis kebutuhan gangliosida dalam formasi neuron maupun synaps. "Secara spesifik belum diketahui periode kritisnya, kapan gangliosida benar-benar dibutuhkan," katanya. Ia menyarankan para ibu yang sedang hamil memaksimalkan asupan nutrisinya dengan mengonsumsi bahan makanan yang mengandung gangliosida seperti susu, daging dan telur. Suplementasi gangliosida susu, katanya, juga bisa diberikan kepada bayi setelah periode pemberian ASI eksklusif usai. Lebih lanjut dijelaskan, meskipun penting namun gangliosida saja tidak cukup untuk menyokong pertumbuhan dan perkembangan otak, nutrisi mikro lain seperti protein, kolin, AA-DHA, seng, besi, tembaga, iodium, folat dan vitamin A juga punya peran yang sama penting. "Itu semua tidak berdiri sendiri, semua dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak," kata dr.Soedjatmiko, SpA, MSi, dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang. Ketua Divisi Tumbuh Kembang Departemen Pediatri Sosial Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu juga menambahkan bahwa tanpa stimulasi memadai nutrisi saja tidak dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak anak. "Seperti nutrisi, stimulasi juga sangat penting. Stimulasi bisa dilakukan dengan memberikan rangsang suara, rabaan, gerakan, coretan dan gambar pada saat bermain, menyusui, memandikan, jalan-jalan dan yang lainnya," demikian dr. Soedjatmiko. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008