New York (ANTARA) - Kurs dolar AS sedikit melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor mencerna sejumlah data ekonomi utama yang beragam.
Klaim pengangguran awal AS naik secara tidak terduga minggu lalu, mencapai level tertinggi dalam tujuh minggu, yang menunjukkan melemahnya kekuatan pasar tenaga kerja negara itu.
Untuk pekan yang berakhir 22 Juni, jumlah orang Amerika yang mengajukan permohonan untuk tunjangan pengangguran naik menjadi 227.000, meningkat tajam 10.000 dari minggu sebelumnya, kata Departemen Tenaga Kerja pada Kamis (27/6/2019).
Di sisi lain, produksi domestik bruto AS (PDB) tumbuh pada tingkat tahunan 3,1 persen pada kuartal pertama setelah direvisi, kata Departemen Perdagangan dalam perkiraan ketiga pada Kamis (27/6/2019).
Angka tersebut tetap tidak berubah dari estimasi bulan lalu, namun lebih tinggi dari 2,2 persen pada kuartal keempat 2018.
Secara khusus, pertumbuhan konsumsi pribadi ternyata lebih lemah setelah penyesuaian, sementara investasi, ekspor dan pengeluaran pemerintah direvisi lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,03 persen menjadi 96,1858 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1373 dolar AS dari 1,1369 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2665 dolar AS dari 1,2688 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7004 dolar AS dari 0,6984 dolar AS.
Dolar AS dibeli 107,73 yen Jepang, lebih rendah dari 107,83 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9759 franc Swiss dari 0,9779 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3093 dolar Kanada dari 1,3115 dolar Kanada.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019