Jayapura (ANTARA) - Mahalnya harga tiket pesawat domestik Indonesia yang tengah menjadi sorotan publik turut berimbas terhadap kesebelasan Semen Padang yang memutuskan cuma membawa 16 pemain untuk laga tandang lanjutan Shopee Liga 1 2019 melawan Persipura Jayapura di Stadion Mandala, Jayapura, Papua, Jumat (26/6) sore.
"Kami hanya membawa 16 pemain, selain ada pemain yang akumulasi kartu kuning juga harga tiket ke sini mahal," kata pelatih kepala Semen Padang Syafrianto Rusli setibanya di Jayapura, Kamis.
Kendati cuma tiba dengan 16 pemain ke Jayapura, Rusli berharap timnya bisa meraih kemenangan perdana di Liga 1 musim ini.
"Kami lihat Persipura cukup bagus, meski mereka baru sekali main di kandang tapi kami juga punya target poin penuh di sini," katanya.
Untuk itu, Rusli masih akan mematangkan strateginya menghadapi Persipura apakah bakal bermain menyerang sejak sepak mula atau menerapkan pendekatan serangan balik.
Pasalnya, Persipura punya tradisi mengorbitkan pemain muda baru yang mungkin kemampuannya belum dikenal penuh olehnya maupun para penggawa Semen Padang.
"Untuk besok, kami akan melihat apakah tetap bermain menyerang atau memanfaatkan serangan balik, kami akan lihat situasinya bagaimana tetapi menekan akan lebih baik," kata Rusli.
Sementara itu pemain Semen Padang asal Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Fridolin Yoku mengaku siap menerjemahkan taktik dan strategi pelatih agar meraih poin penuh melawan tim tuan rumah.
"Para pemain semua siap dan kita akan berikan yang terbaik dalam laga besok. Semoga dapat curi poin. Secara pribadi, saya senang bisa bermain kembali disini lagi tapi tetap bersikap profesional," katanya.
Sebagaimana Persipura, Semen Padang juga belum pernah merasakan kemenangan di Shopee Liga 1 2019.
Kabau Sirah saat ini berada di urutan ke-15, satu tempat lebih baik dibandingkan Persipura, meski sama-sama cuma mengoleksi dua poin.
Baca juga: Persipura bidik tiga poin perdana saat jamu Semen Padang
Baca juga: LIB: sponsor utama Liga 2 dalam proses negosiasi
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2019