Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Islam (IDB) membantu pendanaan pengadaan tiga kapal patroli Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) yang ukurannya lebih besar dan peralatannya lebih canggih untuk meningkatkan patroli di perairan Indonesia.
Dengan ukuran kapal patroli yang ada saat ini, DJBC kerap mengalami hambatan dalam pengejaran penyelundup di wilayah timur yang memiliki ombak di atas empat meter dan wilayah barat khususnya Laut China Selatan dengan ombak mencapai lima meter.
Demikian disebutkan Kepala Sub Direktorat Sarana dan Operasi Direktorat Penindakan dan Penyidikan DJBC, Achmad Budiyanto seperti dikutip dalam situs resmi DJBC http://www.beacukai.go.id di Jakarta, Senin.
DJBC sudah selayaknya memiliki kapal patroli berbadan lebar dengan ukuran 38 meter yang mampu berlayar antar pulau dan dapat mengarungi lautan dengan ombak yang tinggi.
"Untuk kapal patroli ukuran 38 meter, kapal tersebut berbahan dasar aluminium. Tendernya dilaksanakan berdasarkan International Competitive Building (ICB) dan pendanaannya dari IDB," katanya.
IDB mempersyaratkan tender internasional dan pesertanya adalah beberapa negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) serta galangan dalam negeri yang mempunyai kemampuan untuk itu.
Budiyanto menyebutkan, sebelumnya pihak IDB beranggapan bahwa kondisi galangan Indonesia tidak mampu membuat kapal tersebut. Namun, setelah disurvei oleh pihak IDB, ternyata industri galangan dalam negeri mempunyai kemampuan dan pengalaman yang tidak kalah dengan kemampuan galangan di luar negeri.
Setelah melalui proses tender internasional, terpilih sebagai pemenangnya adalah PT. PAL Surabaya dan penyelesaian pekerjaan pembangunan kapal tersebut diperkirakan pada Februari 2009.
Dengan memiliki kapal patroli berukuran 38 meter sebanyak tiga unit, diharapkan kendala yang selama ini dihadapi bisa teratasi. Misalnya di Pangkalan Sarana dan Operasi Pantoloan yang berpatroli hingga ke Irian Jaya sering terhambat karena ombak yang tinggi. Diharapkan dengan kehadiran kapal baru tersebut pengawasan dan pencegahan serta tindakan terhadap kegiatan ilegal loging, ilegal fishing, dan penyelundupan, dapat menjadi lebih optimal.
Kondisi serupa juga terjadi di wilayah barat khususnya Pangkalan Sarana dan Operasi Tanjung Balai Karimun. Karena keterbatasan sarana, petugas DJBC tidak mampu mengejar penyelundup di wilayah Laut Cina Selatan. Dengan adanya kapal patroli 38 meter tersebut, diharapkan seluruh kendala yang dihadapi DJBC dalam mengoptimalisasi pengawasan laut yang menjadi teratasi.
DJBC memilih ukuran 38 meter karena jenis kapal patroli ukuran tersebut memiliki karakteristik yang lebih baik, diantaranya mempunyai kemampuan daya jelajah yang jauh dan kecepatannya mencapai 30 knot, mampu mengarungi laut lepas dengan gelombang empat hingga lima meter, dan memiliki jangkauan pengawasan kurang lebih 2.000 Nm (Nautical mile).
Sementara untuk mesin, kapal tersebut menggunakan mesin jenis Motoren Unds Turbinen Union (MTU) yang memiliki tenaga hingga 3.700 PK. Mesin tersebut sudah sangat familiar dengan DJBC karena hampir semua kapal patroli juga menggunakan jenis mesin tersebut.
Selain itu, kapal tersebut juga dilengkapi dengan radar yang memiliki jangkauan lebih dari 72 Nm, radio, eksponder, yang keseluruhannya juga telah memenuhi ketentuan dari International Maritime Organization (IMO).
Kapal patroli 38 meter ini juga memiliki riverse osmosis yaitu alat penyulingan air laut menjadi air tawar. Hal ini penting, karena selama ini jika patroli yang tengah dilakukan sering kehabisan air tawar, maka dengan terpaksa bersandar di pelabuhan terdekat untuk mengisi air tawar.
Dengan alat ini patroli tidak akan lagi mengalami hambatan dengan persediaan air tawar, dan penghematan bahan bakar kapal.
DJBC saat ini memiliki lima jenis kapal patroli dengan berbagai ukuran dan bahan. Pertama jenis Fas Patrol Boat (FPB) berukuran 28 meter berbahan dasar kayu sebanyak 27 unit. Kedua FPB berukuran 28 meter berbahan dasar aluminium sebanyak 5 unit. Ketiga jenis Local Patrol Craft (LPC) berbahan dasar fiberglass sebanyak 10 unit.
Keempat jenis Very Silinder Vessel (VSV) berbahan dasar kevlar sebanyak 10 unit. Ke lima jenis speedboat berbahan dasar fiberglass sebanyak 155 unit. (*)
Copyright © ANTARA 2008