Jakarta (ANTARA News) - Program pembatasan premium dan solar bersubsidi dengan menggunakan kartu pintar (smart card) dinilai hanyalah kebijakan pinggiran.
Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi dalam diskusi di Jakarta, Senin, mengatakan pemerintah hendaknya membuat kebijakan lebih besar seperti mengubah pembangkit listrik yang berbahan bakar minyak (BBM) ke gas bumi.
"Pengalihan pembangkit BBM ke gas ini jauh lebih besar nilai penghematannya. Gas jangan hanya buat diekspor saja," katanya.
Hadir pula dalam diskusi Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Adi Subagyo dan Anggota Komisi VII DPR, Nizar Dahlan.
Tulus menilai, pemerintah hanya berani menghadapi rakyatnya, namun tidak berdaya tatkala harus merenegosiasi kontrak ekspor gas dengan negara lain.
Menurut dia, pemerintah juga lebih baik mempercepat sistem transportasi massal khususnya di Jakarta ketimbang "smart card."
Ia juga meminta, pemerintah tidak lagi memanfaatkan BBM sebagai komoditas politik seperti menjanjikan tidak ada kenaikan sampai 2009.
"Jangan jadikan BBM sebagai instrumen kepentingan jangka pendek, karena bisa menjadi bom waktu," katanya.
Sementara itu, Nizar Dahlan mengemukakan pemerintah jangan coba-coba menjalankan program yang belum tentu berhasil dan mengeluarkan biaya besar.
Ia mengusulkan agar pemerintah menaikkan saja pajak kendaraan mewah setinggi-tingginya.
Nizar juga meminta agar pemerintah membuat cetak biru program penghematan secara menyeluruh dan membahasnya bersama DPR.
Tujuan pemakaian "smart card" adalah penghematan, ujar Adi Subagyo.
"Pemerintah ingin hanya masyarakat yang berhak saja dapat premium atau solar. Kami juga ingin mengendalikan pemakaian BBM yang sekarang ini masih boros," katanya.
Menurut dia, sekarang ini, program "smart card" masih tahap sosialisasi awal agar masyarakat mengetahui dulu rencana tersebut.
Adi juga mengatakan, pihaknya telah membahas rencana tersebut dengan Departemen Perhubungan, Departemen Dalam Negeri, Gaikindo, dan Organda.
"Kami akan bahas bersama mereka lagi," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008