Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Senin pagi, menurun karena pelaku pasar berspekulasi melepas rupiah, namun penurunannya tidak besar karena investor asing masih menahan diri bermain di pasar domestik. Nilai tukar rupiah menurun tiga poin menjadi Rp9.241/9.251 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang Rp9.238/9.251 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta, mengatakan turunnya rupiah karena sentimen negatif pasar menyelimuti pergerakan mata uang Indonesia itu. Tipisnya penurunan itu terutama disebabkan sebagian besar investor asing masih menahan diri untuk menempatkan dananya di pasar saham dan uang karena inflasi di dalam negeri yang masih tinggi, katanya. Menurut dia, laju inflasi Januari 2008 mencapai 1,77 persen lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 1,44 persen yang akan mendorong inflasi sepanjang tahun ini mencapai 7,1 persen jauh dari perkiraan pemerintah. Karena itu, pelaku asing agak khawatir untuk menempatkan dananya, meski selisih bunga rupiah dan dolar AS cukup besar mencapai 5 persen, katanya. Rupiah, lanjutnya, memang berpeluang untuk terus menguat, namun hal ini masih tergantung dari aktifnya pelaku asing bermain di pasar saham maupun pasar saham, apalagi bank sentral AS (The Fed) juga berencana menurunkan lagi suku bunganya. Menurut dia, pelaku asing hati-hati menempatkan dananya di pasar domestik, mereka masih khawatir laju inflasi bulan berikut masih tetap tinggi. Kekhawatiran pelaku asing juga sesuai dengan kehendak pasar, karena penurunan rupiah bukan didukung faktor fundamental ekonomi, katanya. Pelaku asing, lanjutnya, juga sedang memfokuskan diri terhadap pernyataan negara-negara industri maju (G7) untuk tetap mempertahankan mata uangnya. Karena selama ini penurunan atau kenaikan mata uang suatu negara saat ini cenderung bukan dari faktor fundamental ekonomi, katanya. Sementara itu euro terhadap dolar AS naik 0,1 persen menjadi 1,4520, euro terhadap yen naik 0,2 persen jadi 155,97 dan dolar AS terhadap yen naik 0,1 persen menjadi 107,47.(T.C001)(T.C001/B/A023/A023) 11-02-2008 10:26:49NNNN

Copyright © ANTARA 2008