Munich, Jerman (ANTARA News)- Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, menyampaikan imbauan langsung kepada negara-negara Eropa, Minggu, untuk mendukung perang di Afghanistan, memperingatkan bahwa aksi kekerasan dan terorisme dapat muncul di seluruh dunia jika NATO kalah di sana. Kendatipun mengakui kesalahan-kesalahan kebijakan AS -- dan dia sendiri punya peran dalam hal itu -- Gates mendesak sekutu-sekutu agar bekerjasama dalam memerangi kelompok garis keras Islam di Afghanistan dan mengatakan kredibilitas NATO menjadi taruhannya. "Ancaman yang ditimbulkan kelompok garis keras itu adalah riil-- dan itu tidak akan lolos," kata Gates dalam konferensi tahunan para ahli keamanan dan militer di Munich, Jerman. "Saya cemas bahwa banyak orang di benua ini mungkin tidak memahami besarnya ancaman langsung bagi keamanan Eropa," kata Gates, yang mengakui dukungan publik di Eropa pada perang di Afghanistan lemah. Pidatonya adalah usaha terbaru dalam satu kampanye yang ia lakukan-- kadang-kadang dengan diam-diam, kadang-kadang melalui pernyataan-pernyataan publik yang blak-blakan -- untuk membujuk sekutu-sekutu NATO mengirim pasukan tambahan dan dana bagi misi itu. Ia mengatakan NATO tidak dapat hidup "mewah" dengan membiarkan sejumlah negara melakukan misi-misi yang kurang berbahaya sementara yang lainnya berperang dan tewas -- satu pernyataan mungkin menjengkelkan Jerman, yang membatasi pasukannya di Afghanistan utara yang relatif lebih aman. Gates menyatakan lebih dari selusin serangan atau komplotan terhadap sasaran Eropa termasuk serangan-serangan bom di London dan Madrid dan serangan 11 September 2001 di AS. "Bayangkan jika teroris berhasil menyerang ibukota-ibukota anda pada skala yang sama ketika mereka menyerang New York," katanya, seperti dikutip Reuters. "Bagi Amerika Serikat, pelajaran-pelajaran itu kami telah pelajari dalam enam tahun lalu -- dan dalam banyak kasus dipelajari kembali -- bukan hal yang gampang," kata Gates. Ia menyebut keputusan untuk meninggalkan Afghanistan sebagai "satu kesalahan yang menyedihkan, karena paling tidak saya ikut bertanggungjawab." Gates adalah pejabat senior CIA ketika badan itu membantu para gerilyawan Mujahidin berperang melawan pasukan Uni Sovyet dan kemudian menjadi deputi penasehat keamanan nasional dan direktur Badan Intelijen Pusat (CIA). Ia mengatakan misi pasukan NATO yang berkekuatan 43.000 personel mencapai keberhasilan besar di Afghanistan. (*)
Copyright © ANTARA 2008