Baghdad (ANTARA News) - Serangan bom mobil bunuh diri menewaskan 33 orang di Irak, Minggu, kata seorang pejabat keamanan, beberapa jam sebelum Menteri Pertahanan AS Robert Gates tiba di Baghdad untuk menilai situasi keamanan terakhir dan membahas jumlah pasukan.Pelaku bom bunuh diri itu menyerang sebuah pos pemeriksaan di luar pasar yang ramai di dekat kota Balad di wilayah utara Irak, kata Kolonel Hamadi Atshan, jurubicara pasukan keamanan Irak di wilayah itu.Pos tersebut dijaga oleh sukarelawan Arab Sunni yang bergabung dengan pasukan AS untuk memerangi Al-Qaeda, kata Atshan, dengan menambahkan bahwa wanita dan anak-anak termasuk diantara mereka yang tewas dalam pemboman itu, salah satu serangan terburuk di Irak tahun ini. Militer AS menyebut jumlah kematian dalam serangan itu 23. "Ada ledakan besar di dekat pos pemeriksaan itu. Saya melihat darah, pakaian, sepatu anak dan barang-barang pribadi lain yang berhamburan ke tanah," kata Mustafa Kamal, seorang anggota pasukan sukarelawan yang cedera dalam serangan tersebut. Sementara itu, Gates mengatakan kepada wartawan, ia akan membahas jumlah pasukan dengan panglima militer AS di Irak Jendral David Petraeus. Petraeus diperkirakan akan memberikan penjelasan kepada Kongres pada April mengenai kemungkinan pengurangan pasukan Amerika di Irak jika tingkat kekerasan terus berkurang. "Saya pasti tertarik mendengar evaluasi dari Jendral Petraeus -- dimana ia berada dan pekerjaan apa lagi yang dirasanya perlu dilakukan sebelum ia siap datang kembali dengan rekomendasinya," kata Gates. Gates mengunjungi Baghdad setahun setelah ofensif keamanan AS-Irak diluncurkan dengan bantuan 30.000 prajurit tambahan Amerika untuk mencegah Irak terjeblos ke dalam perang sektarian besar-besaran. Keamanan meningkat sejak pasukan tambahan itu ditempatkan sepenuhnya pada Juni, yang mungkinkan militer bisa mulai manarik sejumlah pasukan. Pada Juli, jumlah pasukan AS akan dikurangi lima brigade, sehingga jumlahnya menjadi kira-kira 130.000 atau sama dengan sebelum pasukan tambahan digelar pada awal 2007, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008