Jakarta (ANTARA News) - Era demokrasi tidak lagi menganut kepemimpinan yang didapat melalui sistem penempatan atau penunjukan, karena itu generasi muda yang akan menjadi calon pemimpin bangsa harus mengikuti hukum pasar demokrasi, yakni dikenal, disukai, dipercaya, dipilih. "Kepemimpinan yang ditempatkan atau ditunjuk, sudah salah musim," kata Koordinator Kaukus Indonesia Kita (KaKi) Anas Urbaningrum di Jakarta, Minggu. Hukum pasar demokrasi ini merupakan hal yang logis. "Tak akan disukai kalau tidak dikenal, tak akan dipercaya kalau tidak disukai. Kalau sudah dipercaya baru dipilih," kata salah seorang ketua di DPP Partai Demokrat itu. Selain mengikuti logika demokrasi, calon pemimpin juga harus berani menakar sesuai kemampuan yang dimiliki. Ibarat orang mau pakai baju, ia harus tahu ukurannya. "Jangan sampai pakai baju `kedodoran` sehingga menimbulkan kesan tidak pantas. Kalau memang tidak pantas, jangan dipaksakan," katanya seraya menambahkan bahwa melawan logika bukan hanya berani dengan modal nekad, tapi juga "kegenitan". Mantan Ketua Umum PB HMI itu mengharapkan generasi muda yang berminat menjadi calon pemimpin bangsa harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya, sesuai logika demokrasi. "Kaum muda harus bekerja dengan logika," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008