"Itu tergantung progres kondisi Beliau. Pengalaman sebelumnya, kondisi seperti ini minimal satu minggu baru bisa melihat trennya. Kalau trennya membaik cepet, ya, enggak sampai satu minggu," kata Kepala Rawat Intensif dan Reanimasi ICU Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD dr. Soetomo, Hardiono, dalam jumpa pers di rumah sakit, Kamis.
Ia menjelaskan hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi jantung Wali Kota selama menjalani perawatan di RSUD dr.Soewandhie cukup baik, begitu juga fungsi ginjal dan perutnya.
Sesuai prosedur tetap yang diterapkan, dia menjelaskan, petugas memasang alat bantu pernafasan kepada pasien saat menjalani perawatan di ICU dan karena selama menggunakan alat bantu nafas biasanya pasien merasa tidak nyaman maka petugas medis memberinya obat penenang selama 2x24 jam.
"Nanti begitu dia menolelir, maka obat penenang dihentikan. Sebagian ini sudah dihentikan, dosis juga diturunkan karena mulai ada respons," kata Hardiono.
"Ibaratnya, kalau sesuatu yang sakit ya diistirahatkan. Kondisi yang belum stabil, makanya kita istirahatkan. Kita support (dukung) dengan obat, sambil menunggu perbaikan," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa kondisi Wali Kota sudah cenderung membaik, indikasinya antara lain penurunan pemberian oksigen dari 100 persen menjadi 60 persen.
"Semua kondisi stabil. Kita mempertahankan kondisi stabil ini," katanya.
Baca juga:
Kondisi kesehatan Wali Kota Surabaya stabil
Kinerja Pemkot Surabaya tidak terganggu meski Wali Kota Risma sakit
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019