Sidoarjo (ANTARA News) - Setelah gagal mendekati lokasi peluncuran rumah percontohan hunian Kahuripan Nirwana Village (KNV) di Jemundo Taman, Sidoarjo dan berakhir bentrok dengan aparat keamanan, sebagian warga korban lumpur yang pro
cash and carry kembali melakukan aksinya di depan DPRD Sidoarjo, Sabtu sore.
Informasi yang dihimpun ANTARA News menyebutkan, sekitar 250 warga memilih tetap bertahan dan berencana menginap di kantor perwakilan rakyat itu. Sedangkan, sebagian besar lainnya pulang ke rumahnya masing-masing.
Di dalam gedung dewan, tidak ada satupun anggota Dewan yang menemui mereka. Apalagi H. Basori, salah satu anggota dewan dari PKB meninggal dunia, Jumat (8/2), sehingga anggota Dewan banyak yang melayat.
Namun ratusan warga korban itu menggelar karpet dan memilih akan menginap hingga ditemui oleh anggota dewan.
Ketua DPRD Sidoarjo, Arly Fauzi saat mengatakan, DPRD akan menggelar pertemuan dengan korban Lumpur yang kontra relokasi.
"Pimpinan dewan sudah minta Pansus Lumpur untuk menindaklanjuti tuntutan korban Lumpur. Senin pekan depan akan digelar pertemuan antara Pansus Lumpur dan korban lumpur," katanya.
Sementara itu hingga Sabtu malam, lokasi
open house hunian Kahuripan Nirwana Village yang diluncurkan sejak pagi, para peminat yang datang untuk melihat lokasi terlihat cukup ramai.
Kawasan perumahan Kahuripan Nirwana Village itu nantinya akan dibangun di antara dua Kecamatan yakni Kecamantan Taman dan Sukodono. Lahan seluas 1.200 hektar itu meliputi di antaranya Desa Jemundo dan Desa Sambibulu di Kecamatan Taman dan Desa Sukodono, Plembungan, Sambungrejo, Pademonegoro dan Suruh di Kecamatan Sukodono. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008