Jakarta (ANTARA) - Legenda tenis AS, John McEnroe, mengakui tenis putra AS masih sulit bersaing di level elite dunia, terutama karena para sejawatnya tidak menampilkan level permainan terbaiknya.
"Saya pikir peluangnya sangat kecil," kata McEnroe saat ditanyai mengenai peluang petenis putra AS menjuarai ajang Wimbledon pada tahun ini, seperti dilansir Reuters.
"Isner telah lama absen... Maka ia kurang kesempatan bermain. Dan orang-orang lain, apakah itu (Reily) Opelka, yang merupakan versi muda dari Isner atau (Frances) Tiafoe, masih kesulitan. Bagi saya, sepertinya tidak ada petenis putra yang benar-benar siap untuk maju dan menggebrak."
Dalam situasi normal, para penggemar tenis AS akan berharap Isner dapat berjaya di Wimbledon sekaligus mengakhiri puasa gelar AS selama 19 di All England Club. Sayangnya, pemilik servis keras asal Texas itu sudah absen bermain sejak ia mengalami cedera kaki saat dikalahkan Rofer Federer di Miami Open pada Mare.
Menurut McEnroe, hal lain yang menjadi penyebab sulitnya petenis putra AS menembus jajaran elite dunia adalah popularitas tenis di AS tergerus oleh sepak bola dan bola basket.
"Kami telah terlihat seperti ini selama bertahun-tahun atau selama beberapa dekade, namun atlet-atlet kami kelihatannya lebih ingin bermain sepak bola dan bola basket. Sepak bola tumbuh dengan baik, maka kami perlu mencari atlet-atlet lain," tuturnya.
"Tenis lebih mahal daripada sebelumnya. Maka aksesibilitas merupakan faktor besar."
Tetapi sosok kelahiran Jerman ini tidak patah arang terhadap masa depan tenis putra AS. Kuncinya adalah menarik atlet-atlet berbakat alam seperti Tiafoe, yang memang memiliki kecepatan dan kekuatan yang dibutuhkan di tenis modern.
"Mereka (atlet-atlet muda) akan menjadi para petenis yang berbahaya, namun pada sebagian besar atlet saat ini, semakin cepat permainan mereka, semakin besar peluang mereka untuk melejit."
Baca juga: Federer dipromosikan jadi unggulan kedua di Wimbledon
Baca juga: Naomi Osaka kini merasa bebannya sudah lepas
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019