Saat ini petugas tengah mengambil sampel sapi tersebut untuk memastikan terkena bakteri antraks atau tidak
Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali mendapat laporan adanya satu ekor sapi mati mendadak di Dusun Grogol IV, Desa Karangmojo, pada Kamis (27/6) pagi.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan sapi milik salah satu warga Dusun Grogol IV itu ditemukan mati mendadak di dalam kandang.
"Mendapati hal tersebut, petugas DPP langsung mendatangi lokasi guna melakukan tindak lanjut. Saat ini petugas tengah mengambil sampel sapi tersebut untuk memastikan terkena bakteri antraks atau tidak," kata Bambang.
Ia mengatakan sapi yang mati mendadak merupakan anak dari indukan sapi yang mati karena bakteri antraks beberapa waktu lalu.
"Sudah kami tangani dan sapinya yang mendadak mati sudah dikubur. Kami juga sudah koordinasi dengan pihak terkait untuk menanganinya," katanya.
Namun demikian, Bambang mengaku belum bisa memastikannya, apakah ini kasus antraks atau tidak. Namun, ia telah berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kulon Progo untuk memastikan penyebab kematian sapi tersebut.
"Petugas sudah mengambil sampel darah sapi yang mati mendadak, dan hari ini sampelnya dibawa ke laboratorium Balai Besar Veteriner Wates untuk diuji. Jadi kita belum tahu hasilnya positif apa negatif," katanya.
Langkah selanjutnya, Bambang mengatakan pihaknya langsung kembali melokalisir hewan ternak di Dusun Grogol IV.
"Hal itu untuk membatasi hewan ternak yang masuk atau keluar dari Dusun tersebut. Langkah lainnya, kami akan melokalisir daerah yang terpapar itu, supaya nanti keluar masuk ternak di Dusun Grogol IV benar-benar diawasi," katanya.
Dia mengatakan pihaknya menerjunkan 91 petugas kesehatan hewan untuk memvaksin 839 ekor sapi, 1.852 ekor kambing, dan 30 ekor domba untuk mencegah paparan virus antraks di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.
Bambang mengatakan vaksin diberikan di zona kawasan penyakit antraks, yakni zona merah dan zona kuning. Zona merah meliputi Dusun Grogol I, Desa Bejiharjo sebanyak 67 ekor sapi, dan 175 ekor kambing. Dusun Grogol II, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 21 ekor sapi, dan 72 ekor kambing.
Dusun Grogol III, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 93 ekor sapi, dan 264 ekor kambing. Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 25 ekor sapi dan 72 ekor kambing. Dusun Grogol V, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 54 ekor sapi dan 143 ekor kambing.
Selanjutnya, di Dusun Kajar III, Desa Wonosari, vaksin diberikan terhadap 107 ekor sapi, 151 ekor kambing, dan satu ekor domba. Dusun Tawarsari, Desa Karangtengah, vaksin diberikan terhadap 22ekor sapi, 51 ekor kambing, dan sembilan ekor domba.
"Jumlah hewan ternak di zona merah yang divaksin ada 389 ekor sapi, 928 ekor kambing, dan 10 ekor domba," kata Bambang.
Zona kuning meliputi Dusun Grogol II, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 70 ekor sapi dan 150 ekor kambing. Dusun Gunungsari, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 60 ekor sapi dan 100 ekor kambing. Selanjutnya, Dusun Banyubening I, Banyubening II, Kulwono, Kedung I dan Kedung II (Desa Karangtengah), Budegan I, dan Budegan II (Desa Piyaman), dan Selang II (Desa Selang).
"Total hewan ternak yang akan disuntik vaksin antraks, yakni 450 ekor sapi, 924 ekor kambing, dan 20 ekor domba. Total hewan ternak yang direncanakan divaksin, yakni 839 ekor sapi, 1.852 ekor kambing dan 30 ekor domba," katanya.
Baca juga: Cegah penyebaran virus antraks, Gunung Kidul vaksin 839 ekor sapi
Baca juga: Dinkes imbau tidak resah menyikapi kasus antraks di Gunung Kidul
Pewarta: Sutarmi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019