Saya tak bisa tetap tenang menghadapi adu tendangan penalti
Jakarta (ANTARA) - Pelatih Brazil Tite mengaku mengkhawatirkan ketidakadilan dari adu tendangan penalti di tengah persiapan tuan rumah menghadapi Paraguay dalam perempat final Copa America, Kamis waktu setempat atau Jumat pagi esok WIB.

Brazil dihantui momok adu tendangan penalti melawan Paraguay setelah dua kali disingkirkan oleh negara tetangganya di sebelah barat itu lewat adu penalti. Dan kali ini adu penalti dapat terjadi pada babak Copa America yang lebih awal.

Pada 2011 di Argentina, Paraguay menghancurkan Brasil 2-0 lewat adu tendangan penalti sehingga lolos ke final untuk takluk kepada Uruguay dalam pertandingan memperebutkan gelar juara.

Empat tahun kemudian di Chile, Paraguay mengulanginya lagi setelah menang 4-3 lewat adu penalti, meskipun saat itu Paraguay dihancurkan Argentina 1-6 pada semifinal.

"Saya tak bisa tetap tenang menghadapi adu tendangan penalti, saya tak pernah mengubah pandangan saya mengenai hal itu," kata Tite dalam jumpa pers di Gremio Arena di Porto Alegre di mana pertandingan Jumat esok itu diadakan.

"Adu penalti itu tidak adil, adu penalti mempersonalkan keberhasilan atau kegagalan dan itu tidak adil," kata dia menunjuk contoh mantan pemain Marco Antonio.

Baca juga: Cavani antar Uruguay tundukkan Chile dan jawarai Grup C

"Dia (Antonio) kalah pada final kejuaraan Brazil dan mengurung diri di dalam rumahnya selama dua sampai tiga hari. Saya tak tahu harus bagaimana tetapi mereka harus mencari cara lain," kata Tite seperti dikutip AFP.

Tetapi asisten pelatih Cleber Xavier mengaku Selecao "hari ini sudah berlatih tendangan penalti dan besok kami akan membahas strategi untuk itu."

Secara kolektif, Brazil sebagai sebuah tim memang paranoid pada kemungkinan Paraguay membalikkan peruntungan di lapangan Gremio Arena dan bermain untuk mengincar adu penalti, lewat pendekatan agresif dan defensif dengan harapan pertandingan berakhir dengan adu penalti.

Titre memperkirakan Paraguay akan memasang formasi "dua penyerang empat gelandang, satu pemain dengan kualitas lebih --striker kedua seperti (Miguel) Almiron -- dan satunya lagi (Federico) Santander atau (Oscar) Cardozo sebagai penyerang tengah."

"Mereka sangat agresif, mereka mencetak banyak gol sehingga kami harus bekerja keras agar bisa menghalau mereka."

Baca juga: Panitia Copa America puas dengan penggunaan VAR

 

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019