Semarang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membacakan beberapa judul sebuah koran terbitan Jakarta pada "Gerakan Membaca Koran Massal" dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2008 di lapangan Tri Lomba Juang Mugas Semarang, Sabtu."Banyak judul di koran tetapi hendaknya yang dibaca adalah yang baik, bermanfaat, dan bermutu," katanya.Beberapa judul koran yang dibaca SBY seperti "Basmi Narkotika". Ini harus dilawan untuk masa depan generasi muda sehingga diperlukan kebersamaan untuk memberantas narkotika. Kemudian "Sevila lawan Barcelona", "KDI 4 Paling Yahud" , "Pemerintah Tak Berencana Revisi UU Pers" yang disambut gemuruh suara dari siswa SMU, SMA, dan SMK se-Kota Semarang yang mengikuti acara tersebut. "Tapi saya lihat, mereka hanya lihat gambar-gambarnya saja," kata Presiden. Pada sambutannya Presiden justru sering bertanya kepada siswa dan mengajak dialog siswa yang hadir pada acara tersebut, seperti "Inginkah anak-anak, negara kita kelak menjadi negara yang maju?" yang dijawab dengan serentak "ingin". "Inginkah kalian, bangsa kita kelak menjadi bangsa yang sejahtera?" yang juga dijawab dengan serentak "ingin". SBY mengakui pihaknya merasa senang karena dengan keinginan itu anak-anak akan menjadi putra-putri bangsa yang baik, yang akan memimpin bangsa, memimpin kejayaan Indonesia yang maju dan sejahtera. "Saya ingin bertanya kembali, tahukan anak-anak bagaimana syaratnya menjadi bangsa yang maju dan sejahtera," tanya Presiden. Ia menjelaskan, agar bangsa Indonesia maju dan sejahtera, manusianya harus tumbuh, harus punya kemampuan yang tinggi, harus punya daya saing yang dapat diunggulkan. Cara membangun daya saing, menurut dia, adalah dengan cara belajar sepanjang masa. Manusia dan generasi muda Indonesia harus bersama-sama memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik, harus memiliki kecerdasan dan pengetahuan yang tinggi, harus sehat jasmani dan rohani, dan harus hidup rukun satu sama lain. "Sanggupkah kalian menjadi manusia unggul seperti itu," tanya SBY yang dijawab dengan kata "sanggup". Cara menjadi manusia yang berpengetahuan luas dan menguasai teknologi adalah belajar. Komponen belajar yang paling penting adalah membaca. Kemudian Presiden menceritakan dirinya yang berasal dari desa dan dari keluarga yang tidak begitu mampu dan lahir di kota yang kecil, jauh dari kemudahan tetapi yang dilakukan adalah membaca, dari SD, SMP, dan SMA. "Sejak kecil, saya gemar membaca, mulai dari SD, SMP, dan SMA, bahkan sampai sekarangpun saya tetap gemar membaca," katanya. Oleh karena itu, Presiden mengajak kepada siswa-siswa tersebut untuk terus dan gemar membaca, terutama bacaan yang baik, bermanfaat, dan bermutu termasuk koran yang dibaca pada acara ini. "Saya mengajak masyarakat dan generasi muda untuk meningkatkan kegemaran membaca, kegemaran belajar seumur hidup untuk masa depan bangsa kita yang lebih baik," katanya. Usai pencanangan Gerakan Gemar Membaca Koran Massal tersebut, Presiden disertai Hj. Ani Yudhoyono beserta para menteri kabinet Kabinet Indonesia Bersatu melakukan penanaman pohon di kompleks lapangan Tri Lomba Juang Mugas Semarang. Presiden dan Hj. Ani Yudhoyono menanam pohon "dewadaru", Mendagri H. Mardiyanto menanam pohon "Tanjung", Menkominfo menanam pohon "Kantil", dan lain sebagainya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008