Semarang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pers nasional untuk mengembangkan prinsip sensor diri karena pemerintah tidak akan pernah lagi melakukan kontrol terhadap pers. "Saya ingin betul `self sensoring` dihidupkan. Saya menaruh harapan pada Dewan Pers, wartawan senior dan pimpinan organisasi kewartawanan untuk mendorong prinsip tersebut dengan mengutamakan berita yang patut dan yang tidak," kata Presiden pada peringatan Hari Pers Nasional tahun 2008 dan Hari Ulang Tahun PWI ke-62 di Gedung Ghradhika Bhakti Praja Semarang, Sabtu. Dijelaskan Presiden, sensor diri oleh pers itu telah dianjurkannya berkali-kali dalam kesempatan perayaan Hari Pers sejak ia menjadi Presiden pada 2004 . Masalah sensor diri ini, menurut Kepala Negara, harus dipertimbangkan oleh pers karena era kontrol terhadap pers sudah usai dan tidak boleh terjadi lagi. Namun pers diminta untuk mampu menyeleksi sendiri mana berita yang layak atau tidak layak siar. Yudhoyono juga mengajak pers untuk melakukan refleksi sejauh mana telah memberikan sumbangan terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia serta pembangunan karakter bangsa. Insan pers Indonesia juga diminta untuk membangun masyarakat yang tertib, yang ditunjukkan dengan tidak menampilkan perilaku kekerasan sehingga dapat menciptakan masyarakat dengan peradaban tinggi. Masih dalam kesempatan itu, Presiden mengharapkan, pers nasional menggunakan bahasa yang dapat membangun karakter, meski disadari bahwa bahasa pers harus tajam, namun tidak menjurus kasar. Yudhoyono yang dalam acara puncak Hari Pers itu mengenakan baju batik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) berwarna biru memaparkan ia tetap menginginkan dalam era reformasi kebebasan pers terus diperjuangkan. "Jangan sangsikan itu, pilihan kita adalah kebebasan pers tetapi yang membawa manfaat, berakhlak dan bertanggung jawab," katanya. Presiden juga mengharapkan pers agar terus menjaga idealismenya dalam membangun bangsa dan negara, dan itu tidak boleh luntur hanya karena persaingan bisnis dan kepentingan partisan. Masyarakat, menurut Yudhoyono, ingin mendapatkan informasi atau berita yang benar, tepat dan obyektif, namun juga berkualitas dan berimbang serta dapat membawa kebaikan kepada masyarakat.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008