Ambon (ANTARA News) - Wakapolri Komjen Pol. Makbul Padmanegara dijadwalkan mengunjungi Masohi untuk melihat langsung kondisi Mapolres Maluku Tengah terkait bentrokan antara anggota TNI dengan polisi setempat beberapa waktu lalu yang menewaskan tiga aparat. Penyerangan oleh personel TNI Yonif 731/Kabaressy ke Mopolres Maluku Tengah, Sabtu subuh (2/2)lalu, menyebabkan Bripka Pol. Michael Wattimena dan Bripda Pol. Musri Siomlibona serta Prada TNI. Remon Tuda kehilangan nyawanya. Kabid Humas Polda Maluku, AKBP Johanis Huwae, ketika dikonfirmasi belum bisa memastikan waktu kunjungan Wakapolri. "Saya belum tahu Wakapolri dijadwalkan kunjungan ke Masohi. Sekiranya sudah pasti waktunya, maka Humas Mabes Polri biasanya koordinasi ke Polda Maluku," ujarnya singkat. Sumber di Mapolda Maluku dan Mapolres Maluku Tengah mengemukakan, Wakapolri dijadwalkan berkunjung untuk memotivasi personelnya menghargai rekonsiliasi yang difasilitasi Kapolda Maluku, Brigjen Pol. Moh. Guntur Ariyadi dan Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI. Rasyid Qurnaen Aquary 4 Februari lalu. Wakapolri pun akan melihat pembangunan kembali sejumlah fasilitas di Mapolres Maluku Tengah yang ditandai peletakan batu pertama pembangunan rumah dinas Mapolres Maluku Tengah, AKBP Jacub Prajogo dengan bantuan Kapolri, Jenderal Pol. Sutanto sebanyak Rp1 miliar. Pembangunan kembali 48 rumah dinas, tiga unit kantor dan satu ruangan tahanan Mapolres Maluku Tengah terbakar dibantu Kapolda Maluku bersama Polres se- Maluku Rp400 juta, Pemprov Maluku dan Pemkab Maluku Tengah Rp1 miliar. Pangdam Rasyid Qurnaen pun memberikan bantuan Rp20 juta untuk pembelian pakaian bagi personel Polres Maluku Tengah. Pembangunan sejumlah fasilitas Mapolres Maluku Tengah pun dikerjakan Ziedam XVI/Pattimura. Penyerangan personel Yonif 731 ke Mapolres Maluku Tengah juga telah diinvestigasi tim Mabes TNI. Bahkan, Kasad Letjen TNI. Agustadi SP juga telah berkunjung ke Masohi, 6 Februari lalu. Pangdam Mayjen Rasyid Qurnaen pun telah mencopot Danyon 731/Kabaressy, Letkol Inf.Donny Hutabarat, 5 Februari lalu. Pelaksanaan rekonsiliasi personel Yonif 731 dan Mapolres Maluku Tengah tidak "mempetieskan" insiden tersebut karena hingga saat ini sedikitnya 22 personel Yonif 731 telah diperiksa dan belum ditetapkan tersangkanya. Insiden baku tembak dengan menggunakan senjata organik, mortir dan granat itu mengakibatkan juga Bripda Pol. Stenly Timisela, Bripda Pol. Andi Nasurullah Bripda A.Bahraim serta Prada Ronald Mayakubun dan Pratu Melkias harus dievakuasi ke Ambon karena mengalami luka serius.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008