London (ANTARA News) - Indonesia terpilih menjadi Ketua Komisi Perdagangan, Jasa dan Komoditi (Chairman of the Twelfth Session of the Unctad Commission On Trade In Goods And Services, And Commodities) dalam sidang sesi ke-12 salah satu Komisi UNCTAD yang berlangsung di Jenewa.Dubes/Dewatapri I PTRI Jenewa dipercaya oleh negara anggota UNCTAD untuk memimpin Komisi Perdagangan, Jasa dan Komoditi untuk periode tahun 2008-2009, demikian Sekretaris Kedua PTRI Jenewa Yasmi Adriansyah dalam keterangannya kepada ANTARA News di London, Jumat.Dikatakaannya terpilihnya Indonesia pada salah satu Komisi UNCTAD tersebut pada waktu yang sangat penting mengingat UNCTAD saat ini dalam proses persiapan menghadapi Konferensi Ke-XII yang akan diselenggarakan di Accra, Ghana, 20 hingga 25 April mendatang. Menurut Yasmi Adriansyah, sidang sesi ke-XII Komisi Perdagangan, Jasa dan Komoditi yang berlangsung 7 sampai 8 Februari di Jenewa itu membahas agenda utama Globalization`s contribution to development: the trade perspective and UNCTAD`s contribution dan tinjauan atas implementasi kesepakatan sidang Komisi yang dilakukan sejak Konferensi XI-UNCTAD di Sao Paolo, Brazil tahun 2004. Hasil pembahasan sidang Komisi tersebut akan dijadikan sebagai masukan dalam teks perundingan yang akan menjadi hasil akhir Konferensi Accra tahun 2008, ujarnya. Dikatakannya UNCTAD menyelenggarakan konferensi setiap empat tahun sekali dan memberikan mandat baru bagi kegiatan UNCTAD dalam perspektif perdagangan dan pembangunan. Pada pembahasan agenda Komisi, sidang menampilkan sejumlah panelis dari European Commission, India, University of Cambridge, Mauritius, Bangladesh dan Ghana, yang memberikan pandangan mengenai kontribusi globalisasi bagi pembangunan dan beberapa proyek UNCTAD yang dilakukan pada tingkat nasional, khususnya di bidang perdagangan seperti proyek capacity building bagi negosiator dan pengembangan aspek perdagangan tingkat nasional. Dari laporan tim ahli mengenai implementasi pembangunan dan perdagangan dari pertukaran komoditi dan pelayanan keuangan serta pertemuan tim ahli dari negara-negara berkembang di sektor baru yang dinamis dari perdagangan dunia yang dilihat dari dimensi Selatan Selatan ikut memperkaya diskusi selama sidang berlangsung. Sekjen UNCTAD dalam pernyataannya pada pembukaan menekankan pentingnya analisa, inovasi dan respon kebijakan yang dilakukan berdasarkan target dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan dewasa ini, khususnya dalam memanfaatkan kesempatan globalisasi bagi pembangunan di negara berkembang. Secara umum, sidang menyimpulkan bahwa solidaritas global sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan pembangunan secara bersama untuk membentuk suatu global policy coherence sebagai upaya memaksimalkan manfaat pembangunan dari globalisasi perdagangan, demikian Yasmi Adriansyah.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008