Seattle (ANTARA News) - Calon Presiden AS, Barack Obama, pada Jumat berjanji bahwa ia akan berusaha menerapkan pakta internasonal untuk pengurangan pemanasan global jika ia terpilih menjadi kandidat presiden dari Partai Demokrat, dan menegaskan rencananya mengurangi emisi AS lebih baik dari John McCain, yang hampir pasti meraih nominasi Partai Republik.
Pemanasan global merupakan isu kunci dalam perebutan Gedung Putih. Para calon utama dari kedua partai menitikberatkan perhatian pada gas rumah kaca, yang dituding meningkatkan suhu global.
Obama, Senator Illinois yang bersaing ketat dengan Senator New York Hillary Clinton untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat, mengatakan ia akan mulai membangun posisi AS menyangkut pakta untuk menggantikan Protokol Kyoto sebelum pemilihan pada November.
"Saya telah berulang kali berbicara dengan mantan wakil presiden (Al) Gore, dan dia merekomendasikan agar saya tidak menunggu hingga disumpah menjadi presiden kemudian baru memulai," kata Obama dalam suatu konferensi pers di Seattle.
"Saya kira saatnya kita perlu mulai mendekati negara-negara lain, bukan karena saya sombong, tapi karena merasa sangat penting dalam masalah ini," paranya.
Hampir 200 negara, termasuk AS, telah menyepakati dalam pertemuan yang dipimpin PBB pada Desember untuk melakukan perundingan mengenai persetujuan baru guna menanggulangi pemanasan global.
Namun, sejumlah pegiat lingkungan hidup mengatakan kemajuan nyata hanya akan dibuat setelah Preisiden George W Bush -- yang telah lama meragukan pemanasan global -- meninggalkan jabatan.
Obama mengatakan pihaknya tidak akan menunggu hingga Januari 2009, ketika presiden baru menduduki jabatannya, baru memulai.
"Pada saat telah resmi menjadi nominasi, saya akan mengundang para ahli di kawasan ini untuk mulai bersama-sama meletakkan posisi AS ... apa yang akan kami akan lakukan secara internal, apa yang dapat kami sepakati dengan negara-negara lain," katanya.
"Saya tahu bahwa rencana perubahan iklim saya lebih kuat ketimbang milik John McCain," tutur Obama dikutip Reuters. Ia kembali menegaskan perhatiannya untuk membuat industri pencemar membayar hak emisi gas rumah kaca.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008