Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Koperasi dan UKM, Suryadharma Ali, mengatakan bahwa subsidi kedelai sebesar Rp1.000 per kilogram tidak hanya diperuntukkan bagi perajin tahu dan tempe anggota koperasi, tetapi juga menjadi hak perajin lain di luar organisasi usaha itu."Subsidi itu bukan hanya untuk perajin yang tergabung dalam koperasi, ada yang tidak tergabung dalam koperasi yang juga berhak mendapatkannya," kata Suryadharma akhir pekan ini di Jakarta.Menurut dia, saat ini pemerintah tengah mencari cara atau mekanisme terbaik penyaluran kedelai bersubsidi. Akan dipilih teknis penyaluran yang tepat sasaran dan mudah namun akuntabel. Sejumlah opsi tengah dikaji seperti penggunaan kupon dan penyaluran lewat distributor dengan harga jual yang sudah ditentukan. "Ini kita sedang cari jalan keluar untuk jangka pendek. Nah untuk jangka panjang penyelesaiannya tentunya harus diperhatikan dari semua sisi, sisi petani, produsen, dan konsumen," katanya. Ia menyebutkan, saat ini terdapat sekitar 115 ribu UKM yang terlibat dalam industri tahu-tempe dan perdagangannya. Sampai sejauh ini, kegiatan usaha mereka tetap berjalan menyusul harga kedelai yang sudah mengalami penurunan dari Rp8.000 per kg menjadi Rp6.700-Rp6.800 per kg di tingkat distributor karena penghapusan bea masuk (BM) impor kedelai. Pada tingkat eceran untuk pembelian hingga 1 kg misalnya untuk keperluan rumah tangga atau kebutuhan tukang bubur ayam, harganya memang tidak turun yaitu tetap Rp8.000 per kg. "Tapi untuk perajin tahu-tempe yang belinya dalam jumlah besar, kisaran harganya antara Rp6.700-Rp 6.800/kg," katanya. Kebutuhan dana subsidi untuk perajin tahu-tempe sebesar Rp1.000 per kg kedelai itu diperkirakan mencapai Rp0,5 triliun. Dana itu belum tersedia di APBN 2008. Ketika ditanya apakah subsidi kedelai itu dapat dilaksanakan sebelum revisi APBN 2008, Suryadharma mengatakan, bisa dilaksanakan dan Departemen Perdagangan (Depdag) yang menjadi penanggungjawabnya. "Ya di Depdag nanti pertanggunggjawabannya. Ada dana on top (siap digunakan)," katanya. Sementara itu mengenai pengaruh kenaikan harga kedelai terhadap kelangsungan hidup perajin tahu-tempe, Suryadharma mengatakan, berdasar survey Kementerian Koperasi dan UKM, perajin tahu-tempe dapat tetap bertahan. "Menyusul adanya kenaikan kedelai, mereka menaikkan harga tahu-tempe sekitar 20-25 persen. Ada juga yang tidak menaikkan harga, hanya ukuran produknya yang dimainkan atau dikecilkan," katanya. Produk tahu-tempe memang sempat sulit ditemukan di pasar ketika para perajin melakukan demo agar pemerintah menurunkan harga kedelai yang naik 100 persen. "Setelah demo selesai semua kembali normal, walapun memang ada kenaikkan harga tahu-tempe," kata Suryadharma.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008