Dengan telah ditetapkan sebagai kota kreatif, kami bersama Badan Kreatif Denpasar akan terus menggenjot dan membuka ruang seluas-luasnya dalam peningkatan insan kreatif Denpasar.
Denpasar (ANTARA) - Kota Denpasar, Bali ditetapkan sebagai kota kreatif pada sektor unggulan bidang fesyen oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia dengan Keputusan Kepala Bekraf RI Nomor 83 Tahun 2019.
"Kota Denpasar telah ditetapkan oleh tim satuan tugas Penilaian Mandiri Kabupaten/kota Kreatif Indonesia (PMK3I) lewat penilaian sub sektor unggulan fesyen, dan juga ditetapkan dalam keputusan Kepala Bekraf RI," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar Dezire Mulyani di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan terdapat 10 deretan kabupaten dan kota (KaTa) kreatif Indonesia yang telah ditetapkan sesuai dengan sub sektor unggulannya masing-masing. Dari sub sektor unggulan seni pertunjukan hingga sub sektor unggulan dalam bidang fesyen.
Dezire Mulyani lebih lanjut dikatakan bahwa penetapan KaTa Kreatif Indonesia tak terlepas dari langkah pemerintah pusat melalui Bekraf RI dalam mempercepat pembangunan infrastruktur fisik sebagai cara untuk mempersatukan bangsa, membangun peradaban, mempercepat konektivitas budaya, membangun infrastruktur budaya baru dan untuk menumbuhkembangkan potensi subsektor ekonomi kreatif di suatu wilayah.
Baca juga: Bekraf: Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tertinggi di ASEAN
Ditetapkan KaTa kreatif Denpasar yang nantinya difasilitasi dengan proses penguatan ekosistem ekonomi kreatif Tahun 2019.
Ia mengatakan pengajuan Denpasar dalam KaTa Kreatif Indonesia tidak hanya pada bidang fesyen, namun juga telah mengajukan berbagai karya kreatif komunitas maupun perajin di Kota Denpasar. Di antaranya kriya, kuliner, hingga custom motor lewat pengajuan proposal dan langkah presentasi dari Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra.
"Dengan telah ditetapkan sebagai kota kreatif, kami bersama Badan Kreatif Denpasar akan terus menggenjot dan membuka ruang seluas-luasnya dalam peningkatan insan kreatif Denpasar," ujarnya.
Baca juga: Ekonomi Kreatif "Kartu As" antisipasi sumber daya alam habis
Menurut dia, tak hanya fokus pada sub sektor fesyen terbatas pada pakaian, namun menjadi penunjang didalamnya. Meliputi kriya dalam bidang aksesoris, kipas, sandal, sepatu yang merupakan hal penting juga dalam sub sektor fesyen.
"Tapu semua ini pendukung dalam berpakaian, seperti aksesoris kalung, anting-anting hingga kipas menjadi bagian yang dapat juga ke depan menjadi sebuah cinderamata khas Kota Denpasar. Membangun konektifitas insan kreatif Denpasar juga tak terlepas dari dorongan pimpinan daerah bersama OPD terkait seperti Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan maupun dalam hal infrastruktur memperkuat langkah Denpasar dalam KaTa Indonesia.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif didampingi Ketua Harian BKRAF Denpasar, I Putu Yuliartha mengatakan masuknya Denpasar dalam Kota Kreatif Indonesia sebagai apresiasi dan tentunya menjadi acuan Bekraf Denpasar dan Pemkot Denpasar dalam meningkatkan dan menguatkan program kembali.
Hal ini tentunya telah menjadi konsentrasi Pemkot Denpasar yang tidak memiliki sumber daya alam, namun memacu sumber daya manusia dalam hal ini kreatifitas insan komunitas dan pemangku kepentingan yang ada.
Di samping itu saat ini Denpasar yang konsen bagi usaha-usaha yang digeluti insan muda yakni dalam segala subsektor diharapkan mampu menjadi daya tarik wisata dan daya jual terhadap karya kreatifnya baik dalam maupun luar negeri.
Dorongan Pemkot Denpasar telah munculkan secara bertahap seluruh komunitas-komunitas yang ada serta telah merancang sebuah musyawarah pembangunan untuk komunitas yang nantinya mampu mengangkat talenta mereka dan ingin mengetahui kebutuhan-kebutuhan para komunitas.
Baca juga: Bekraf lakukan pendataan pelaku ekonomi kreatif
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019