Jakarta (ANTARA News) - Harga beras yang masih bertahan tinggi selama Januari-Februari ini diperkirakan turun pada Maret 2008 saat panen mulai terjadi, sementara itu Pemerintah menggenjot tiga instrumen stabilisasi harga beras oleh Perum Bulog. "Memang betul, identifikasi hasil pantauan BPS (beras) yang termurah (harganya) di atas Rp4.750 per kg, kita minta kan agar Rp4.750 per kg, makanya kita tambah dengan tiga kelompok itu OSHB (Operasi Stabilisasi Harga Beras), OPK (Operasi Pasar Khusus), dan raskin (beras miskin),"kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan, Ardiansyah, di Jakarta, Jumat. Ardiansyah memperkirakan harga beras akan turun mulai Maret mengingat panen sudah dimulai. Sementara itu, pemerintah telah meningkatkan volume raskin dan meminta Bulog tetap melakukan OPK jika pemerintah daerah meminta serta OSHB. "Volume raskin naik 50 persen dari 10 kg menjadi 15 kg, itu pengaruhnya besar, paling tidak, ada 10 persen (tambahan volume) mempengaruhi pasar dari total (beras yang beredar)," ujarnya. Meski harga tinggi, namun pasokan cukup. Ardiansyah mengatakan jenis beras termurah di setiap kota bervariasi dan tidak semua setara beras Bolug IR64 III. "Yang dipantau BPS itu termurah di tempat masing-masing, jadi bisa saja berasnya tidak sama. Kalau yang diukur beras setara Bulog mungkin tercapai (harga Rp4.750 per kg), "jelasnya. Lebih lanjut Ardiansyah mengatakan pada Maret Bulog harus menjaga harga beras di tingkat petani jangan sampai jatuh di bawah Rp4.000 per kg (Harga Pembelian Pemerintah). "Hasil survei BPS menunjukkan sebenarnya harga di tingkat petani itu 30 persen di atas HPP. Jadi untuk petani sudah bagus, kan sekarang masa paceklik, nanti kalau masa panen tentu ada yang kualitasnya tidak sesuai standar. Maka itu Bulog harus siap-siap," tambahnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008